Hari Minggu kemarin kayaknya saya jadi manusia paling sibuk sedunia. Dunia saya sendiri maksudnya. Pagi ikut jalan sehat di tempat kerja, siangan dikit hunting foto di hutan kota, dan sorenya hadir di gathering fandom lanjut nanem benih bunga matahari. Malamnya rebahan males-malesan sambil sekrol twitter nyari meme (ini unfaedah sekali). Anyway yang mau saya jadikan sorotan di postingan ini tentu saja kegiatan hunting foto di 'Hutan Kota Malabar'. Ceritanya saya udah bosen nungguin undian door prize pasca jalan sehat karena udah yakin nggak bakal dapet seperti jalan sehat-jalan sehat sebelumnya. Jadilah saya ngajak my partner in crime untuk melarikan diri ke 'Hutan Kota Malabar'. Satu-satunya foto yang saya ambil di venue jalan sehat xD Kami, eh tepatnya saya sih, dari dulu udah pingin banget nengok salah satu hutan kota yang ada di Malang ini. Cuman nggak jadi-jadi terus, entah alasannya apa saya lupa sangking banyaknya. Berhubung teman saya ini mau nikah akhir
Minggu ini emosi rasanya diaduk-aduk sama film 'Searching'. Gimana enggak, beberapa hari sebelum nonton film thriller itu saya nonton dua film romcom 'Sierra Burgess is A Loser' dan 'Book Club' yang membuat hati berbunga-bunga. Eh nonton 'Searching' rasanya kayak harus selalu waspada dengan orang wkwk. Gapapa sih biar hidup seimbang kan ya, ada bahagia dan ada hati-hati.
Film ini menuai pujian dari berbagai sudut dunia maya. Dan pujian itu memang nggak berlebihan. Film 'Searching' memang sebagus itu dan layak untuk ditonton sebanyak mungkin orang, terlebih di era digital seperti sekarang ini. Setelah nonton film ini bisa jadi level stalking penontonnya bakal naik kelas hahaha.
'Searching' bercerita tentang seorang ayah, David Kim, yang mencari putrinya yang menghilang, Margot Kim. Film ini seluruhnya ditampilkan dalam tampilan layar laptop (chatting, video call, live streaming, dkk). Awalnya saya merasa agak bingung karena harus nonton tab yang mana, tapi lama-lama terbiasa juga dan bisa fokus. Seru banget berasa ikut mikir bersama David Kim. Saya pribadi kadang suka kepo tentang apa yang dilakukan orang dengan gawainya wakakak, dan di film ini rasa kepo saya itu terpuaskan karena hal-hal yang di-search David Kim dijembrengin semua. Ya iya.
Alur filmnya tertata rapi; emosi yang dimainkan dari sedih, bahagia, marah, semuanya ada; rasa penasaran penonton makin menjadi-jadi seiring dengan berjalannya waktu. Untung saja David Kim sebagai orangtua tidak gaptek sehingga bisa mencari jejak anaknya secara digital sampai sedetil-detilnya. Banyak hal tentang Margot yang nggak diketahui David, hal ini menunjukkan kalau ayah dan anak ini memiliki hubungan yang nggak terlalu dekat. Nggak gampang ternyata jadi orangtua.
Dalam pencarian putri yang hilang ini tentu saja melibatkan detektif dan pihak kepolisian. Negara maju seperti Amerika Serikat ini memang another level cara kerja warga negaranya. Saya sebagai warga negara berkembang sampai wow wow nontonnya. Yang kebetulan pernah atau sedang tinggal di USA dan kebetulan membaca tulisan saya ini, kalau punya pendapat lain boleh bagi-bagi ilmunya di kolom komentar.
Setelah nonton film ini rasanya saya pingin ngerapihin kontak dan segala isi smartphone dan laptop wkwkwkwk. Masih banyak yang pingin saya omongin sebenernya tapi nggak deh nanti jatuhnya spoiler. Sayang banget kalau film ini saya kasih banyak spoiler nanti yang belum nonton jadi nggak bisa merasakan keseruan yang ada.
Jadi, cukup sekian dan terima kasih.
(pictures from IMdB)
*
Komentar
Posting Komentar