Langsung ke konten utama

Kabur ke 'Hutan Kota Malabar'

Hari Minggu kemarin kayaknya saya jadi manusia paling sibuk sedunia. Dunia saya sendiri maksudnya. Pagi ikut jalan sehat di tempat kerja, siangan dikit hunting foto di hutan kota, dan sorenya hadir di gathering fandom lanjut nanem benih bunga matahari. Malamnya rebahan males-malesan sambil sekrol twitter nyari meme (ini unfaedah sekali). Anyway yang mau saya jadikan sorotan di postingan ini tentu saja kegiatan hunting foto di 'Hutan Kota Malabar'. Ceritanya saya udah bosen nungguin undian door prize pasca jalan sehat karena udah yakin nggak bakal dapet seperti jalan sehat-jalan sehat sebelumnya. Jadilah saya ngajak my partner in crime untuk melarikan diri ke 'Hutan Kota Malabar'. Satu-satunya foto yang saya ambil di venue jalan sehat xD Kami, eh tepatnya saya sih, dari dulu udah pingin banget nengok salah satu hutan kota yang ada di Malang ini. Cuman nggak jadi-jadi terus, entah alasannya apa saya lupa sangking banyaknya. Berhubung teman saya ini mau nikah akhir

PUTIH itu CANTIK?

Saat saya masih SMP saya sangat terobsesi untuk memiliki kulit yang putih. Hal ini karena saya naksir dengan teman sekelas saya, hehehe. Saya harus terlihat cantik di depan gebetan saya ini bagaimanapun caranya. Bagian pertama yang harus saya perbaiki agar terlihat cantik adalah kulit, saya memiliki kulit sawo matang yang semakin matang sejak saya SMP. Bagaimana tidak, setiap pulang sekolah saya harus jalan kaki ke pasar tempat angkot jurusan ke rumah saya nge-tem. Jarak yang saya tempuh adalah kira-kira setengah kilometer, menurut perhitungan saya sendiri, dan selalu ditemani dengan matahari terik khas siang bolong.


Singkat cerita saya membeli pelembab yang diklaim dapat membuat kulit putih secantik mutiara hanya dalam dua minggu. Sebagai remaja yang masih unyu-unyu dan innocent saya termakan mentah-mentah oleh iklan tersebut. Saya berharap dengan memakai pelembab tersebut kulit saya dapat menjadi putih seputih bule yang menjadi model iklan tersebut. Saya ceritakan iklannya ya, ada seorang bule yang mau jadi pendamping pengantin temannya, bule itu memakai pelembab yang saya pakai. Kemudian saat bule itu keluar mendampingi temannya yang mau nikah, orang-orang pada kecele menganggap kalau bule itu adalah pengantinnya padahal cuma seorang pendamping pengantin. Dan akhirnya... jeng jeng jenggg muncullah slogan kulit putih secantik mutiara hanya dalam dua minggu. Saya semakin termakan anggapan kalau kulit putih itu cantik saat melihat drama Asia Meteor Garden. Semua tahu ya kalau Sanchai sang pemeran utama punya kulit putih bersih dan rambut panjang hitam nan lurus jatuh satu satu. Nah, gebetan saya itu menurut saya mirip sama Tao Ming She, hahaha, teman saya yang lain ada juga lho yang bilang begitu. Soalnya rambut gebetan saya itu suka dijabrik, ya mirip-mirip Tao Ming She minus bandana gitu deh (bandana apa slayer ya?). Saya semakin semangat untuk memutihkan kulit saya walaupun hanya modal pelembab untuk bisa menjadi Sanchai bagi gebetan saya itu, wkwkwk.

Setelah saya merasa sudah putih (padahal enggak sama sekali), bagian kedua yang harus saya ubah adalah rambut. Rambut saya ini modelnya lurus enggak keriting juga enggak, bergelombang lah istilahnya. Saya mutar otak bagaimana agar rambut saya terlihat cantik meskipun tidak di-rebonding tapi masih tetap bisa jadi Sanchai untuk gebetan saya. Saat itu rebonding sedang marak-maraknya di sekolah, hampir setiap kelas ada cewek yang di-rebonding rambutnya enggak peduli biarpun kelihatan kayak sapu ijuk atau tikus habis kecemplung got, hehehe. Saya berpikir kalau rambut di-rebonding nantinya bakal rusak dan pasti butuh perawatan khusus ke salon biar enggak semakin rusak. Belum lagi kalau efek rebonding-nya mau habis, rambut yang bawah masih lurus eh yang atas udah keriting-keriting ngembang kayak pakai helm. Akhirnya saya memilih untuk mengubah gaya kunciran rambut saya, dari tadinya kuncir belakang di bawah jadi kuncir belakang agak ke atas. Bingung ya? Itu lho kuncir ekor kuda. Teman-teman saya yang cewek pada muji-muji saya katanya gaya kunciran saya bagus. Yes!

Oke semua usaha untuk menjadi Sanchai bagi sang gebetan selesai, tinggal nunggu tembakan dari Tao Ming She KW super, hohoho (kepedean banget!). Satu minggu, dua minggu, tiga bulan, sampai naik kelas tiga, saya enggak ditembak-tembak sama gebetan saya itu, huhuhu. Dan, hey, apa ini? Wajah saya kok ada bintik-bintik merah begini? Oh, tidaaak! Kenapa ini? Kenapa dengan wajah saya? Duh, wajah please deh jangan bikin saya tambah bete, sudah gagal ditembak gebetan, wajah bermasalah pula, aaarrgggghh! Saya ceritakan masalah saya ini ke saudara saya, katanya mungkin ini efek enggak cocok pakai pelembab itu. Awalnya saya tidak percaya tapi saya ikuti juga sarannya untuk berhenti pakai pelembab itu. Satu minggu, dua minggu, alhamdulillah bintik-bintik merah di wajah saya hilang. Wajah saya jadi kering dan mencoklat kembali setelah dua minggu tidak memakai pelembab. Tapi saya tidak peduli yang penting wajah saya bebas dari bintik-bintik merah, toh pelembab lain yang cocok masih bisa dicari, toh waktu kulit saya yang menurut saya sudah putih dulu juga gebetan saya enggak nembak-nembak (curcol).

Sejak saat itu saya tidak terobsesi lagi untuk memiliki kulit putih, saya bersyukur saja dengan warna kulit yang saya miliki sekarang yang katanya bule-bule adalah kulit eksotis. Yang penting adalah menjaga kulit supaya tetap bersih terawat, lembab, dan tidak berjerawat. Banyak kok artis-artis berkulit eksotis yang tidak kalah cantik dengan artis-artis berkulit putih baik dalam maupun luar negeri. Di dalam negeri ada Anggun C. Sasmi, Happy Salma, Citra Scholastika, Dinda Kirana, dan Shafira. Di luar negeri ada Rihanna, Beyonce, Jessica Alba, Angelina Jolie, Vanessa Hudgens, Bora SISTAR, G.NA, dan Yuri SNSD. Bahkan artis yang dulunya berkulit putih sampai rela di-tanning supaya menjadi eksotis. Siapa sih yang tidak kenal Agnez Mo, Farah Quinn, sama Hyorin SISTAR? Mereka terlihat semakin cantik dan seksi dengan kulit eksotis mereka yang sekarang. So, cantik bukan berarti punya kulit putih ya cewek-cewek semua :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kabur ke 'Hutan Kota Malabar'

Hari Minggu kemarin kayaknya saya jadi manusia paling sibuk sedunia. Dunia saya sendiri maksudnya. Pagi ikut jalan sehat di tempat kerja, siangan dikit hunting foto di hutan kota, dan sorenya hadir di gathering fandom lanjut nanem benih bunga matahari. Malamnya rebahan males-malesan sambil sekrol twitter nyari meme (ini unfaedah sekali). Anyway yang mau saya jadikan sorotan di postingan ini tentu saja kegiatan hunting foto di 'Hutan Kota Malabar'. Ceritanya saya udah bosen nungguin undian door prize pasca jalan sehat karena udah yakin nggak bakal dapet seperti jalan sehat-jalan sehat sebelumnya. Jadilah saya ngajak my partner in crime untuk melarikan diri ke 'Hutan Kota Malabar'. Satu-satunya foto yang saya ambil di venue jalan sehat xD Kami, eh tepatnya saya sih, dari dulu udah pingin banget nengok salah satu hutan kota yang ada di Malang ini. Cuman nggak jadi-jadi terus, entah alasannya apa saya lupa sangking banyaknya. Berhubung teman saya ini mau nikah akhir

Liked Tweets #1: Traveling, Health, Family, and Ray

cr: mohammad_hassan on Pixabay.com Jumat kemarin saya nggak sengaja lihat angka twit-twit yang pernah saya like dan kaget dong angkanya 400 lebih. Isinya kebanyakan artikel yang judulnya menarik menurut saya, dikumpulin di 'Likes' untuk dibaca kalau lagi senggang. Nyatanya ya nggak dibaca-baca sampai Jumat kemarin hahaha. Dalam rangka merampingkan angka liked tweets (yang buat saya pribadi penting karena saya nggak suka 'Likes' kebanyakan soalnya nanti twit yang beneran penting banget pasti kekubur), saya mulai baca satu per satu twit yang pernah saya like itu. Supaya isi artikel nggak menguap, maka saya tulis ulang di blog ini hehehe. Topiknya campur-campur seperti yang ada di judul postingan ini. Cus~~~ Traveling Masa Kini menurut Trinity Trinity adalah travel writer perempuan dari Indonesia. Buku-bukunya pernah saya review di postingan-postingan ini: [Books] Quick Review The Naked Traveler 1-4 [Books] My Opinion about The Naked Traveler 1 YEAR Round-the-World-Trip

Sierra Burgess is A Loser: Terlalu Manis untuk Disinisin

Hulaaa! Hari ini saya mau bahas tentang sebuah film remaja dari Netflix yang judulnya sudah tertera di judul postingan ini. Tumben nulis satu film di satu postingan, biasanya beberapa film dirapel jadi satu? Hehehe lagi rajin. Postingan ini boleh dibilang sebagai review, tentunya review level recehan. Review sungguhan biarlah menjadi tugas para kritikus film di berbagai website bereputasi. Sebenarnya nggak ada hal baru yang diangkat di film ini. Topiknya masih tentang krisis percaya diri remaja, geng-gengan di sekolah, dan cinta monyet ala anak SMA. Buat yang sudah melewati masa-masa itu pasti nggak akan asing dengan hal-hal tersebut. Ternyata remaja dulu dan sekarang ya kurang lebih sama aja masalah yang dihadapi. Sierra Burgess seorang anak SMA yang tidak populer (and she dgaf about it) , cerdas, menjadi anak emas di pelajaran bahasa karena keindahan puisi karyanya, dan sesungguhnya sedang berada di dalam perang melawan ketidakpedean di dalam benaknya. Berbeda dengan Veronica seorang