Langsung ke konten utama

Kabur ke 'Hutan Kota Malabar'

Hari Minggu kemarin kayaknya saya jadi manusia paling sibuk sedunia. Dunia saya sendiri maksudnya. Pagi ikut jalan sehat di tempat kerja, siangan dikit hunting foto di hutan kota, dan sorenya hadir di gathering fandom lanjut nanem benih bunga matahari. Malamnya rebahan males-malesan sambil sekrol twitter nyari meme (ini unfaedah sekali). Anyway yang mau saya jadikan sorotan di postingan ini tentu saja kegiatan hunting foto di 'Hutan Kota Malabar'. Ceritanya saya udah bosen nungguin undian door prize pasca jalan sehat karena udah yakin nggak bakal dapet seperti jalan sehat-jalan sehat sebelumnya. Jadilah saya ngajak my partner in crime untuk melarikan diri ke 'Hutan Kota Malabar'. Satu-satunya foto yang saya ambil di venue jalan sehat xD Kami, eh tepatnya saya sih, dari dulu udah pingin banget nengok salah satu hutan kota yang ada di Malang ini. Cuman nggak jadi-jadi terus, entah alasannya apa saya lupa sangking banyaknya. Berhubung teman saya ini mau nikah akhir

1989: Music Video Taylor Swift dan Lagu Favorit Saya

source: newsweek

Pertama kali MV 'Shake It Off' rilis tahun 2014, saya langsung kecewa begitu nonton. Pertama, karena musiknya beda sama musik di lagu-lagu sebelumnya. Kedua, Taylor Swift tampil liar. Kemudian saya tau kalo memang Tay pingin ganti genre dari country ke pop. Duh. Padahal genre country lebih cocok loh. Saya sempat kzl dua tahun penantian berakhir dengan kekecewaan (halah). Ekspektasi saya begitu tinggi mengingat di tahun 2012 Tay sukses dengan album Red. Lagu '22' hits dimana-mana. 'Stay Stay Stay' juga manis banget melodinya. Eh kok malah ganti pop.


Kalo diperhatikan memang di album Red, Tay tidak sekalem dan semanis di album-album sebelumnya. Album-album sebelum Red masih bernuansa gadis baik-baik yang inosen dan belum kenal pergaulan bebas, masih malu-malu kalo disukai cowok, berbunga-bunga begitu jadian, dan terluka karena putus cinta. Album Red lebih garang, lebih ingin menunjukkan kalo Tay ga selemah itu, lebih ingin menunjukkan kalo Tay udah don't give a f*ck sama yang namanya patah hati. Dan di album 1989 ke-don't-give-a-f*ck-an Tay makin menjadi-jadi. Tay udah bosen bikin lagu tentang mantan, Tay udah bosen kisah cintanya jadi bahan becandaan nasional, Tay udah bosen sembunyi di balik sosok gadis manis yang (terlihat) selalu broken heart, Tay pingin jadi dirinya sendiri. DAN DIA BERHASIL! *standing applause*

Keberanian Tay berubah genre musik dari country (yang telah membesarkan namanya) ke pop bikin saya mikir dua kali untuk gak suka lagu 'Shake It Off'. Dan dengan tampil liar pake baju ketat dan mini, menunjukkan kepada dunia kalo Tay punya bodi yang bikin cewek-cewek pada ngiri: tinggi, langsing, betis cantik. Selama ini aset Tay itu kan tersembunyi di balik ball-gown, rok panjang A-line, rok terusan, celana panjang, dan blus cantiknya.

Selain 'Shake It Off', ada dua belas lagu lagi yang ada di album 1989 yaitu 'Welcome to New York', 'Blank Space', 'Style', 'Out of the Woods', 'All You Had to Do Was Stay', 'I Wish You Would', 'Bad Blood', 'Wildest Dreams', 'How You Get the Girl', 'This Love', 'I Know Places', dan 'Clean'. Empat lagu udah dibikinin MV: 'Shake It Off', 'Blank Space', 'Style', dan 'Bad Blood'. Sementara satu lagu masih akan dirilis MV-nya: 'Wildest Dreams'Di MV 'Shake It Off', saya bengong waktu lihat Tay ngebor menggoyang-goyangkan pinggulnya pake baju balet. Lucu sih jadi wow gitu karena efek rok tutu-nya. Terus pas Tay mainan jari tangan, dia kan pake kacamata yang bingkainya item itu kelihatan cantik bangettt. T_____T Jadi inget Tay di MV '22' *gagal move on* *padahal di '22' Tay pake kacamata item yang bingkainya merah*

cr: popsugar

source: giphy

Model cowok di MV 'Blank Space' ganteng banget gilak. Namanya Sean Opry. Kemudian saya melongo pas bibir Sean digigit terus ditarik sama Tay. Ini yang dapet rejeki nomplok siapa? Tay apa Sean?

cr: perezhilton

Model cowok di MV 'Style' juga ganteng, manly banget mukanya kan gara-gara rahangnya kotak sama matanya dalem dan tajem. Namanya Dominic Sherwood, pacar sahabat Tay yang bernama Sarah Hyland. Sarah ini yang ngenalin Dominic ke Tay.

source: buzzfeed

All stars semua kumpul jadi satu di MV Bad Blood. Tay ya ampun keren abis, satu geng isinya artes semuah. #squadgoal

cr: popsugar

Dan yang masih belum rilis adalah MV 'Wildest Dreams'. Tay cuma kasih bocoran sedikit di instagramnya. Isi MV-nya nanti bakal ada sabana Afrika lengkap beserta penghuninya.

Percaya ga percaya semua lagu yang saya suka dari album 1989 ini udah dibikin MV-nya. :p Jadi setelah dengerin lagu di album 1989 dulu, saya memfavoritkan 'Blank Space', 'Style', 'Bad Blood', 'Shake It Off', 'Welcome to New York', 'All You Had to Do Was Stay', 'I Wish You Would', 'How You Get the Girl', 'This Love', sama 'Clean'. Waktu itu MV yang dirilis baru 'Shake It Off' aja, terus 'Blank Space', terus 'Style', terus 'Bad Blood'. Jodoh emang saya sama Taylor Swift. *plak* Emang lagu-lagu itu enak-enak kok makanya dibikinin MV.

Kira-kira nanti 'Welcome to New York', 'All You Had to Do Was Stay', 'I Wish You Would', 'How You Get the Girl', 'This Love', sama 'Clean' bakal dibikin MV juga ga ya sama Tay?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kabur ke 'Hutan Kota Malabar'

Hari Minggu kemarin kayaknya saya jadi manusia paling sibuk sedunia. Dunia saya sendiri maksudnya. Pagi ikut jalan sehat di tempat kerja, siangan dikit hunting foto di hutan kota, dan sorenya hadir di gathering fandom lanjut nanem benih bunga matahari. Malamnya rebahan males-malesan sambil sekrol twitter nyari meme (ini unfaedah sekali). Anyway yang mau saya jadikan sorotan di postingan ini tentu saja kegiatan hunting foto di 'Hutan Kota Malabar'. Ceritanya saya udah bosen nungguin undian door prize pasca jalan sehat karena udah yakin nggak bakal dapet seperti jalan sehat-jalan sehat sebelumnya. Jadilah saya ngajak my partner in crime untuk melarikan diri ke 'Hutan Kota Malabar'. Satu-satunya foto yang saya ambil di venue jalan sehat xD Kami, eh tepatnya saya sih, dari dulu udah pingin banget nengok salah satu hutan kota yang ada di Malang ini. Cuman nggak jadi-jadi terus, entah alasannya apa saya lupa sangking banyaknya. Berhubung teman saya ini mau nikah akhir

Liked Tweets #1: Traveling, Health, Family, and Ray

cr: mohammad_hassan on Pixabay.com Jumat kemarin saya nggak sengaja lihat angka twit-twit yang pernah saya like dan kaget dong angkanya 400 lebih. Isinya kebanyakan artikel yang judulnya menarik menurut saya, dikumpulin di 'Likes' untuk dibaca kalau lagi senggang. Nyatanya ya nggak dibaca-baca sampai Jumat kemarin hahaha. Dalam rangka merampingkan angka liked tweets (yang buat saya pribadi penting karena saya nggak suka 'Likes' kebanyakan soalnya nanti twit yang beneran penting banget pasti kekubur), saya mulai baca satu per satu twit yang pernah saya like itu. Supaya isi artikel nggak menguap, maka saya tulis ulang di blog ini hehehe. Topiknya campur-campur seperti yang ada di judul postingan ini. Cus~~~ Traveling Masa Kini menurut Trinity Trinity adalah travel writer perempuan dari Indonesia. Buku-bukunya pernah saya review di postingan-postingan ini: [Books] Quick Review The Naked Traveler 1-4 [Books] My Opinion about The Naked Traveler 1 YEAR Round-the-World-Trip

Sierra Burgess is A Loser: Terlalu Manis untuk Disinisin

Hulaaa! Hari ini saya mau bahas tentang sebuah film remaja dari Netflix yang judulnya sudah tertera di judul postingan ini. Tumben nulis satu film di satu postingan, biasanya beberapa film dirapel jadi satu? Hehehe lagi rajin. Postingan ini boleh dibilang sebagai review, tentunya review level recehan. Review sungguhan biarlah menjadi tugas para kritikus film di berbagai website bereputasi. Sebenarnya nggak ada hal baru yang diangkat di film ini. Topiknya masih tentang krisis percaya diri remaja, geng-gengan di sekolah, dan cinta monyet ala anak SMA. Buat yang sudah melewati masa-masa itu pasti nggak akan asing dengan hal-hal tersebut. Ternyata remaja dulu dan sekarang ya kurang lebih sama aja masalah yang dihadapi. Sierra Burgess seorang anak SMA yang tidak populer (and she dgaf about it) , cerdas, menjadi anak emas di pelajaran bahasa karena keindahan puisi karyanya, dan sesungguhnya sedang berada di dalam perang melawan ketidakpedean di dalam benaknya. Berbeda dengan Veronica seorang