Hari Minggu kemarin kayaknya saya jadi manusia paling sibuk sedunia. Dunia saya sendiri maksudnya. Pagi ikut jalan sehat di tempat kerja, siangan dikit hunting foto di hutan kota, dan sorenya hadir di gathering fandom lanjut nanem benih bunga matahari. Malamnya rebahan males-malesan sambil sekrol twitter nyari meme (ini unfaedah sekali). Anyway yang mau saya jadikan sorotan di postingan ini tentu saja kegiatan hunting foto di 'Hutan Kota Malabar'. Ceritanya saya udah bosen nungguin undian door prize pasca jalan sehat karena udah yakin nggak bakal dapet seperti jalan sehat-jalan sehat sebelumnya. Jadilah saya ngajak my partner in crime untuk melarikan diri ke 'Hutan Kota Malabar'. Satu-satunya foto yang saya ambil di venue jalan sehat xD Kami, eh tepatnya saya sih, dari dulu udah pingin banget nengok salah satu hutan kota yang ada di Malang ini. Cuman nggak jadi-jadi terus, entah alasannya apa saya lupa sangking banyaknya. Berhubung teman saya ini mau nikah akhir
Waktu lulus SMA dulu saya nggak kepikiran sama sekali untuk kuliah jurusan pertanian. Yang ada saya malah daftar kuliah di pendidikan guru SD menuruti kemauan ibu saya, tapi nggak ketrima. Kemudian ikut SNMPTN ambil jurusan biologi sama pertanian. Alasannya karena nilai pelajaran biologi paling bagus dan saya mencintai(?) tanaman. Ketrimanya di jurusan pertanian.
Nggak nyangka kalo kuliah pertanian itu ternyata susah. T_____T Karena ternyata fotosintesis nggak sesederhana air + karbondioksida + cahaya matahari = glukosa + oksigen. Karena ternyata gajah juga bisa jadi hama tanaman dalam kondisi tertentu. Karena ternyata jenis tanah itu nggak hanya tanah abang dan tanah kusir. Hehehe kok ngelantur.
Banyak orang yang bilang ngapain kuliah pertanian orang cuma nyangkulin tanah doang, mending kuliah hukum atau ekonomi lebih menjamin masa depan. Sedih hatiku mendengarnya. Rasanya pingin ngeramasin mereka pake pupuk kandang ayam.
Saya terus meyakinkan diri kalo nggak ada ilmu yang sia-sia.
Setelah lulus kuliah, tantangan berikutnya adalah cari kerja. Well sebagai lulusan segar (fresh graduate) tentunya idealis dong harus dapet kerja yang sesuai jurusan. Sayangnya lulusan pertanian yang dibutuhkan kebanyakan laki-laki dan di luar pulau Jawa. T_____T Apalah aku perempuan yang nggak boleh kerja di luar kota sama ortu tercinta. T_____T
Lagi-lagi harus meyakinkan diri sendiri, yakin kalo rezeki Allah bukan hanya di perkebunan sawit dan balai pertanian luar kota dan luar pulau, rezeki Allah tersebar di berbagai sudut muka bumi termasuk di dalam kota sendiri.
Dapet kerja yang pertama: ngurus tagihan pembelian di sebuah pabrik furnitur. Resign.
Jadi pengangguran lagi. Hidup dalam drama dan air mata karena stres ditolak sana sini. Sempet nekat ngelamar kerja di luar kota tapi kalo ortu nggak kasih restu ya gagal. Yasudah ikhlas saja.
Dapet kerja yang kedua: administrator di sebuah jurnal ilmiah pertanian. Ngurus administrasinya. Nggak sesuai jurusan dong karena yang sesuai jurusan itu yang kerjanya jadi peneliti di balai pertanian, dosen di fakultas pertanian, atau asisten kebun di perkebunan sawit. Tapi alhamdullilah krasan sampe sekarang.
Temen-temen yang kerjanya nggak sesuai jurusan, lo nggak sendirian bro sis, yuk mari merapat kita pelukan sama-sama. :p
cr: BABY LION |
Banyak teman-teman saya sesama sarjana pertanian yang kerja nggak sesuai jurusan, kerja di bank salah satunya. Sodara saya yang sarjana pendidikan kerjanya malah ngurus pajak. Selama itu halal dan bikin kita senang ya jalani dan syukuri saja. :D
Selamat pagi! Selamat bekerja!
Komentar
Posting Komentar