Langsung ke konten utama

Kabur ke 'Hutan Kota Malabar'

Hari Minggu kemarin kayaknya saya jadi manusia paling sibuk sedunia. Dunia saya sendiri maksudnya. Pagi ikut jalan sehat di tempat kerja, siangan dikit hunting foto di hutan kota, dan sorenya hadir di gathering fandom lanjut nanem benih bunga matahari. Malamnya rebahan males-malesan sambil sekrol twitter nyari meme (ini unfaedah sekali). Anyway yang mau saya jadikan sorotan di postingan ini tentu saja kegiatan hunting foto di 'Hutan Kota Malabar'. Ceritanya saya udah bosen nungguin undian door prize pasca jalan sehat karena udah yakin nggak bakal dapet seperti jalan sehat-jalan sehat sebelumnya. Jadilah saya ngajak my partner in crime untuk melarikan diri ke 'Hutan Kota Malabar'. Satu-satunya foto yang saya ambil di venue jalan sehat xD Kami, eh tepatnya saya sih, dari dulu udah pingin banget nengok salah satu hutan kota yang ada di Malang ini. Cuman nggak jadi-jadi terus, entah alasannya apa saya lupa sangking banyaknya. Berhubung teman saya ini mau nikah akhir

Kena ZONK di Omah Kayu


Karena jalan-jalan nggak melulu berkutat dengan hal yang indah-indah.

Saya selalu terkesan dengan foto teman-teman saya waktu berkunjung ke Omah Kayu, Gunung Banyak, Batu. Difoto dari kejauhan, sedang berdiri ataupun duduk di rumah kayu, berlatar pemandangan kota Batu diselingi sedikit kabut.

Berbekal excitement itu, berangkatlah saya dan seorang teman saya ke Omah Kayu. Kondisi motor harus baik karena jalannya nanjak terus. Papan penunjuk arah banyak tersedia jadi kemungkinan nyasar kecil. Karena jadi satu dengan objek wisata paralayang maka bayarnya dua kali, pertama bayar masuk ke wisata paralayang, kedua bayar masuk ke Omah Kayu. Masing-masing lima ribu rupiah. Kalo mau main paralayang nambah lagi, tiga ratus ribuan katanya.


Sampai disana saya foto-foto dulu di area paralayang mumpung sepi belum ada kegiatan lepas landas. Hamparan kota Batu terpampang nyata di depan mata. Anginnya besar karena ya emang gitu kan biar parasut orang paralayang bisa ngembang? Terus agak panas karena sudah pukul 09.00 WIB. So far, mood masih oke dan terkendali.





Kemudian menuju ke tujuan utama: rumah kayu. Duh nggak sabar banget rasanya mau ngalay. Begitu sampai di depan pintu masuk area rumah kayu, terpasang kertas bertuliskan: FULL BOOKED, BUKA JAM 11.00.

Krik krik.

Pingin marah tapi ke siapa, masak ke yang booking kan nanti dimarahin balik orang mereka udah bayar.

Pingin teriak tapi takut disangka kesurupan.

Pingin biasa aja tapi nggak bisa.

Duh.

Yasudah mau nggak mau nunggu sampe pukul 11.00. Biar mood nggak makin berantakan, saya jalan-jalan di sekitar pepohonan pinus, sesekali duduk, terus selfie. Jalan-jalan lagi agak naik sedikit, sesekali duduk, terus selfie. Udah gitu terus sampe capek dan bosen dan banyak anak SD main di situ.






Singkat cerita Omah Kayu-nya akhirnya dibuka untuk umum. Udah banyak yang masuk ternyata. Ngantri di belakang geng hits kekinian. Wah bakal lama nih nunggu mereka selfie. Ya padahal udah dijadwal maksimal enam menit di atas rumah kayu. Saya aja yang kadung sensi.

*lirik anak-anak SD di rumah kayu sebelah*

Buset! Ada kali dua belas anak naik semua ke rumah kayu. Padahal kapasitas rumah kayunya hanya untuk empat orang (atau enam ya, lupa). Anak-anak ini pemberani sekali rupanya. Saya ngeri lihat satu rumah kayu diisi banyak anak. Posisi rumah kayunya tinggi banget kalo dari dasar tanah.

Nah ini yang "ngusirnya" cepet. Hehehe. Maaf ya adik-adik, kalian sudah lebih dari enam menit sih mainnya.

Begitu naik, menikmati pemandangan dulu sebentar, foto-foto, udah selesai. Tiga menitan aja. Sudah hilang selera terhadap rumah kayu. Jadi kesannya cuma "ooo begini ternyata Omah Kayu itu, ooo". *kabutnya udah ilang, udah siang* *nggak bisa minta difotoin dari jauh karena banyak yang antri*




Cus ke Coban Rondo. Minggu depan ya ceritanya! Bye~~~

XO

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kabur ke 'Hutan Kota Malabar'

Hari Minggu kemarin kayaknya saya jadi manusia paling sibuk sedunia. Dunia saya sendiri maksudnya. Pagi ikut jalan sehat di tempat kerja, siangan dikit hunting foto di hutan kota, dan sorenya hadir di gathering fandom lanjut nanem benih bunga matahari. Malamnya rebahan males-malesan sambil sekrol twitter nyari meme (ini unfaedah sekali). Anyway yang mau saya jadikan sorotan di postingan ini tentu saja kegiatan hunting foto di 'Hutan Kota Malabar'. Ceritanya saya udah bosen nungguin undian door prize pasca jalan sehat karena udah yakin nggak bakal dapet seperti jalan sehat-jalan sehat sebelumnya. Jadilah saya ngajak my partner in crime untuk melarikan diri ke 'Hutan Kota Malabar'. Satu-satunya foto yang saya ambil di venue jalan sehat xD Kami, eh tepatnya saya sih, dari dulu udah pingin banget nengok salah satu hutan kota yang ada di Malang ini. Cuman nggak jadi-jadi terus, entah alasannya apa saya lupa sangking banyaknya. Berhubung teman saya ini mau nikah akhir

Liked Tweets #1: Traveling, Health, Family, and Ray

cr: mohammad_hassan on Pixabay.com Jumat kemarin saya nggak sengaja lihat angka twit-twit yang pernah saya like dan kaget dong angkanya 400 lebih. Isinya kebanyakan artikel yang judulnya menarik menurut saya, dikumpulin di 'Likes' untuk dibaca kalau lagi senggang. Nyatanya ya nggak dibaca-baca sampai Jumat kemarin hahaha. Dalam rangka merampingkan angka liked tweets (yang buat saya pribadi penting karena saya nggak suka 'Likes' kebanyakan soalnya nanti twit yang beneran penting banget pasti kekubur), saya mulai baca satu per satu twit yang pernah saya like itu. Supaya isi artikel nggak menguap, maka saya tulis ulang di blog ini hehehe. Topiknya campur-campur seperti yang ada di judul postingan ini. Cus~~~ Traveling Masa Kini menurut Trinity Trinity adalah travel writer perempuan dari Indonesia. Buku-bukunya pernah saya review di postingan-postingan ini: [Books] Quick Review The Naked Traveler 1-4 [Books] My Opinion about The Naked Traveler 1 YEAR Round-the-World-Trip

Sierra Burgess is A Loser: Terlalu Manis untuk Disinisin

Hulaaa! Hari ini saya mau bahas tentang sebuah film remaja dari Netflix yang judulnya sudah tertera di judul postingan ini. Tumben nulis satu film di satu postingan, biasanya beberapa film dirapel jadi satu? Hehehe lagi rajin. Postingan ini boleh dibilang sebagai review, tentunya review level recehan. Review sungguhan biarlah menjadi tugas para kritikus film di berbagai website bereputasi. Sebenarnya nggak ada hal baru yang diangkat di film ini. Topiknya masih tentang krisis percaya diri remaja, geng-gengan di sekolah, dan cinta monyet ala anak SMA. Buat yang sudah melewati masa-masa itu pasti nggak akan asing dengan hal-hal tersebut. Ternyata remaja dulu dan sekarang ya kurang lebih sama aja masalah yang dihadapi. Sierra Burgess seorang anak SMA yang tidak populer (and she dgaf about it) , cerdas, menjadi anak emas di pelajaran bahasa karena keindahan puisi karyanya, dan sesungguhnya sedang berada di dalam perang melawan ketidakpedean di dalam benaknya. Berbeda dengan Veronica seorang