Hari Minggu kemarin kayaknya saya jadi manusia paling sibuk sedunia. Dunia saya sendiri maksudnya. Pagi ikut jalan sehat di tempat kerja, siangan dikit hunting foto di hutan kota, dan sorenya hadir di gathering fandom lanjut nanem benih bunga matahari. Malamnya rebahan males-malesan sambil sekrol twitter nyari meme (ini unfaedah sekali). Anyway yang mau saya jadikan sorotan di postingan ini tentu saja kegiatan hunting foto di 'Hutan Kota Malabar'. Ceritanya saya udah bosen nungguin undian door prize pasca jalan sehat karena udah yakin nggak bakal dapet seperti jalan sehat-jalan sehat sebelumnya. Jadilah saya ngajak my partner in crime untuk melarikan diri ke 'Hutan Kota Malabar'. Satu-satunya foto yang saya ambil di venue jalan sehat xD Kami, eh tepatnya saya sih, dari dulu udah pingin banget nengok salah satu hutan kota yang ada di Malang ini. Cuman nggak jadi-jadi terus, entah alasannya apa saya lupa sangking banyaknya. Berhubung teman saya ini mau nikah akhir
cr: vitaliasusanti |
Petimun sikinlili adalah nama lokal bunga Rafflesia arnoldii. Ada juga yang menyebutnya kembang krabut. Istilah-istilah ini sudah jarang diketahui, kalah tenar dengan nama barunya.
Sir Raffles mengetahui keberadaan bunga petimun sikinlili pada pertengahan Mei 1818 saat dia, Sophia Raffles, dan beberapa pribumi sedang berada di dalam rimba Pasemah, Bengkulu. Orang-orang pribumi menyebut bunga petimun sikinlili sebagai tempat sirih para hantu, yang akan mendatangkan tulah bagi siapa saja yang menyentuhnya. Sir Raffles tidak percaya pada tahayul tersebut.
(cerpen 'Petimun Sikinlili' karya Arman A.Z. dimuat di harian 'Jawa Pos' Minggu 3 April 2016 hal. 5)
Komentar
Posting Komentar