Hari Minggu kemarin kayaknya saya jadi manusia paling sibuk sedunia. Dunia saya sendiri maksudnya. Pagi ikut jalan sehat di tempat kerja, siangan dikit hunting foto di hutan kota, dan sorenya hadir di gathering fandom lanjut nanem benih bunga matahari. Malamnya rebahan males-malesan sambil sekrol twitter nyari meme (ini unfaedah sekali). Anyway yang mau saya jadikan sorotan di postingan ini tentu saja kegiatan hunting foto di 'Hutan Kota Malabar'. Ceritanya saya udah bosen nungguin undian door prize pasca jalan sehat karena udah yakin nggak bakal dapet seperti jalan sehat-jalan sehat sebelumnya. Jadilah saya ngajak my partner in crime untuk melarikan diri ke 'Hutan Kota Malabar'. Satu-satunya foto yang saya ambil di venue jalan sehat xD Kami, eh tepatnya saya sih, dari dulu udah pingin banget nengok salah satu hutan kota yang ada di Malang ini. Cuman nggak jadi-jadi terus, entah alasannya apa saya lupa sangking banyaknya. Berhubung teman saya ini mau nikah akhir
Dulu waktu masih berstatus mahasiswa saya belum berani beli buku seri TNT karena takut
Sekarang saya mau sedikit mereview TNT 1-4. Di tulisan sebelum-sebelumnya, saya pernah mereview 'TNT Anthology Horror'. Bagi yang mau baca silakan klik disini.
The Naked Traveler 1
Banyak menceritakan tentang pengalaman Trinity di pesawat terbang, bandara, dan kesialan selama traveling di beberapa negara. Ada juga dua cerita seram di dalam buku pertama ini. Sebagian besar cerita nggak spesifik dilakukan di satu negara, seringnya campur-campur dari berbagai negara.
Buku kedua lebih spesifik menceritakan pengalaman traveling Trinity ke beberapa negara seperti Palau, Filipina, Vietnam, Turki, tanah air tercinta (Indonesia), dan Uni Emirat Arab. Bagi yang suka cerita tentang Dubai, buku kedua ini cocok untuk dibaca. Nggak ada cerita seram di buku kedua ini tapi..........ada cerita tentang distrik lampu merah dan strip club! Hmmm...penasaran nggak sama kedua tempat itu? Hahaha.
Cerita pertama di buku ketiga ini langsung bikin bulu kuduk berdiri. Lalu ada satu bab khusus yang membahas cerita jorok dari beberapa negara, jorok dalam artian kotor atau jijay. Kemudian ada cerita traveling Trinity di negara Israel, Jepang, India, Singapura (wisata adrenalin), Mesir, Nepal, Timor Timur, Australia (wisata ke suku Aborigin), Cina, dan Korea Selatan! Cerita dari dalam negeri ada nggak? Ada dong, yaitu Jakarta dan Wakatobi (btw saya baru tau kalau Wakatobi ini ternyata singkatan dari beberapa pulau). Ada juga tips untuk pergi ke luar negeri secara GRATIS! Terus juga ada bahasan Trinity tentang cowok-cowok lintas perbatasan.
Siapa yang masih kuliah dan pingin tetap eksis jalan-jalan? Trinity bagi-bagi tips untuk kalian di buku keempat ini. Secara garis besar, buku ini menceritakan tentang pengalaman Trinity berwisata ke Afrika dan Raja Ampat Papua. Ada juga cerita tentang, ehem, ladyboys. Terus tentang tempat wisata di Yordania dan Israel. Favorit saya adalah cerita yang berjudul "Huru-Hara ke Bandara", bacanya sampe ikut ngos-ngosan.
QUOTES
1. Ke mana pun saya pergi dan apa pun yang terjadi di negara kita, saya akan tetap menganggap Indonesia adalah yang terbaik.
2. Traveling tidak selalu enak dan nyaman. Suatu tempat tidak selalu indah dan bagus. Seperti kata pepatah: it's not the destination but the journey.
3. Worrying gets you nowhere [!!!]
4. Cerita perjalanan itu lebih heroik untuk diceritakan kepada anak-cucu, keponakan, atau siapa pun. Saat ini kita bukan pejuang perang, bukan atlet pemenang medali emas olimpiade, bukan pemimpin perusahaan besar, bukan siapa-siapa. Dengan menjelajah Indonesia dan dunia, paling tidak kita semua punya sesuatu untuk diceritakan. Bayangkan kalau kita bukan siapa-siapa dan tidak pernah kemana-mana, nanti kita mau cerita apa, coba?
REVIEW
Gaya bahasa yang dipakai Trinity untuk bercerita di dalam buku-bukunya cenderung santai, menghibur, dan kocak. Nggak hanya menulis tentang cerita liburannya saja, Trinity juga banyak menulis tentang pengetahuan-pengetahuan seputar negara yang disinggahinya. Dari buku kedua, misalnya, akhirnya saya tau kenapa sapi dianggap suci oleh umat Hindu.Dari segi foto-foto perjalanan, di buku pertama bisa dibilang kurang. Kebanyakan memakai gambar ilustrasi padahal bisa lebih menarik lagi jika fotonya yang lebih banyak. Seiring dengan meningkatnya nomor buku, foto-foto perjalanan menjadi lebih banyak. Foto-foto perjalanan di buku 1-4 semuanya masih hitam-putih.
Dulu saya selalu terkagum-kagum dengan bule-bule dari negara maju yang masih berusia 18-23 tahun tapi sudah keliling dunia. Setelah membaca buku-buku TNT, paradigma saya terhadap para bule negara maju tadi berubah total. Mereka jadi B aja, hahaha. Jadi punya pikiran "ah wajar kan paspornya paspor US (misalkan), gampang lah kemana-mana nggak ribet visa" lol.
Yup Trinity berhasil mengunjungi banyak negara di dunia dengan paspor Indonesia dengan segala keterbatasan cakupan negara bebas visa. Inspiratif banget kan.
Tamat baca keempat buku, saya putuskan bahwa buku ketiga adalah yang paling seru. Tapi bukan berarti tiga buku lainnya nggak menarik lho.
*
Komentar
Posting Komentar