Langsung ke konten utama

Kabur ke 'Hutan Kota Malabar'

Hari Minggu kemarin kayaknya saya jadi manusia paling sibuk sedunia. Dunia saya sendiri maksudnya. Pagi ikut jalan sehat di tempat kerja, siangan dikit hunting foto di hutan kota, dan sorenya hadir di gathering fandom lanjut nanem benih bunga matahari. Malamnya rebahan males-malesan sambil sekrol twitter nyari meme (ini unfaedah sekali). Anyway yang mau saya jadikan sorotan di postingan ini tentu saja kegiatan hunting foto di 'Hutan Kota Malabar'. Ceritanya saya udah bosen nungguin undian door prize pasca jalan sehat karena udah yakin nggak bakal dapet seperti jalan sehat-jalan sehat sebelumnya. Jadilah saya ngajak my partner in crime untuk melarikan diri ke 'Hutan Kota Malabar'. Satu-satunya foto yang saya ambil di venue jalan sehat xD Kami, eh tepatnya saya sih, dari dulu udah pingin banget nengok salah satu hutan kota yang ada di Malang ini. Cuman nggak jadi-jadi terus, entah alasannya apa saya lupa sangking banyaknya. Berhubung teman saya ini mau nikah akhir

Taman Rekreasi Sengkaling, Sekarang


Tradisi sebagian besar orang Indonesia saat libur panjang hari raya Idul Fitri, selain mudik, adalah berwisata bersama keluarga. Biasanya ke tempat-tempat yang nggak terlalu jauh dan masih dalam cakupan wilayah kampung halaman.

Sebagai anak-anak tahun 90an, saya dulu sering diajak (atau mengajak, lebih tepatnya) orang tua untuk berwisata ke Taman Rekreasi Sengkaling, Malang. Keluarga kami nggak pernah mudik. Meskipun pas libur lebaran sudah ke tempat-tempat wisata yang lain (pantai Balekambang, misalnya) belum puas rasanya kalau belum ke Taman Rekreasi Sengkaling. Seistimewa itu Taman Rekreasi Sengkaling bagi saya, dulu.


Ada apa sebenarnya di Taman Rekreasi Sengkaling? Jawaban utama jelas ada kolam renang. Herannya meskipun sering masuk kolam renang dari kecil, saya baru bisa berenang baru-baru ini wkwkwk.


Jawaban selanjutnya adalah ada ayunan banyak. Pas kecil dulu main ayunan udah alhamdulillah banget, belum kenal roller coaster.


Satu minggu yang lalu, secara random, saya ke Taman Rekreasi Sengkaling lagi setelah belasan tahun nggak kesana. Sebenarnya hari itu saya sudah niat ke Vihara Dhammadwipa Batu karena ingin melihat tiruan Shwedagon Myanmar dan patung Budha tidur, lha kok viharanya sekarang ditutup untuk wisatawan. Pft. Teman saya langsung inisiatif ke Taman Rekreasi Sengkaling, yaudah cus aja daripada mubadzir pulang.

Kondisi dan kesan terhadap Taman Rekreasi Sengkaling sekarang:

1. Ada tambahan UMM di belakang namanya
Menjadi Taman Rekreasi Sengkaling UMM (Universitas Muhammdiyah Malang). Setelah membaca berita ternyata Taman Rekreasi Sengkaling telah diakuisisi oleh UMM sejak Mei 2013. Sebelumnya dimiliki oleh perusahaan rokok PT. Bentoel dari tahun 1972 (sumber).


2. Nggak terlalu banyak pengunjung
Bisa jadi karena saya datang hari Sabtu bukan Minggu dan datang selepas liburan panjang Natal dan tahun baru. Taman bermainnya nggak terlalu banyak anak kecil, cenderung sepi banget malah. Sampai puas main ayunan. Suasana taman bermainnya juga asri karena rindang banyak pepohonan hijau.

Parkiran lengang

Pintu masuk dari dalam area Taman Rekreasi Sengkaling


Kolam perahu bebek dan perahu naga

Taman bermain anak-anak, ada cangkir putar, ayunan, dan apa ya itu namanya yang bulat paling belakang sendiri kayak mainannya hamster. Saya dulu jago naik bulatan itu lhoh tapi pas kesana lagi lha kok jadi susah lol dah tua. 





3. Nggak seluas dan sebesar yang saya kira waktu kecil
Waktu saya masih kecil, Taman Rekreasi Sengkaling itu kayak gedeeeee banget. Ternyata ya nggak segede itu. Hehehe. Maklum masih kecil kan masih clueless about luasan suatu objek wisata, yang dipikirin waktu itu cuma nyebur kolam renang sama main ayunan.



4. Nostalgia! Huhuhu...
Saking seringnya dulu ke Taman Rekreasi Sengkaling saya sampai hafal beberapa objek favorit saya jaman dulu untuk berfoto (pakai tustel!).

Kolam, taman, dan jembatan di dekat pintu masuk

Snow White dan 7 kurcaci! Legend banget lah ini dulu, hampir kalo ke Taman Rekreasi Sengkaling saya foto disini padahal kalau dilihat sekarang wajah Snow White nggak ada mirip-miripnya sama Snow White-nya Disney wkwk.

INI JUGAK!! Petruk ya namanya? Objek foto favorit kakak laki-laki saya bersama geng cowok-cowok pada masa itu.

Patung Hanoman dan errrrrr........kaleng POP MIE di belakangnya.

Patung induk gajah dan anak gajah huhuhu, kami sekeluarga pernah foto polaroid disitu tahun 1993 apa 1994 ya?

Patung kuda-kudaan

Mainannya jadul abis. X)

Jembatan gantung yang dulu saya takut naiknya karena goyang-goyang, sekarang mah biasa aja ternyata. XD
(Photo by: ainilala27)

Kalau sekarang objek yang jadi favorit saya di Taman Rekreasi Sengkaling adalah tembok uang ini:
Photo by: ainilala27




Usai berkunjung ke Taman Rekreasi Sengkaling saya jadi pingin ngajak keponakan saya untuk kesana juga supaya dia bisa puas bermain-main mainan yang mengandalkan fisik. Begitu saya kasih tau rencana ini ke dia eh ternyata keponakan saya udah pernah kesana dan katanya mainannya nggak asik, lebih asik di Jatim Park! HAHAHAHAHAHA. #bedagenerasi

*

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kabur ke 'Hutan Kota Malabar'

Hari Minggu kemarin kayaknya saya jadi manusia paling sibuk sedunia. Dunia saya sendiri maksudnya. Pagi ikut jalan sehat di tempat kerja, siangan dikit hunting foto di hutan kota, dan sorenya hadir di gathering fandom lanjut nanem benih bunga matahari. Malamnya rebahan males-malesan sambil sekrol twitter nyari meme (ini unfaedah sekali). Anyway yang mau saya jadikan sorotan di postingan ini tentu saja kegiatan hunting foto di 'Hutan Kota Malabar'. Ceritanya saya udah bosen nungguin undian door prize pasca jalan sehat karena udah yakin nggak bakal dapet seperti jalan sehat-jalan sehat sebelumnya. Jadilah saya ngajak my partner in crime untuk melarikan diri ke 'Hutan Kota Malabar'. Satu-satunya foto yang saya ambil di venue jalan sehat xD Kami, eh tepatnya saya sih, dari dulu udah pingin banget nengok salah satu hutan kota yang ada di Malang ini. Cuman nggak jadi-jadi terus, entah alasannya apa saya lupa sangking banyaknya. Berhubung teman saya ini mau nikah akhir

Liked Tweets #1: Traveling, Health, Family, and Ray

cr: mohammad_hassan on Pixabay.com Jumat kemarin saya nggak sengaja lihat angka twit-twit yang pernah saya like dan kaget dong angkanya 400 lebih. Isinya kebanyakan artikel yang judulnya menarik menurut saya, dikumpulin di 'Likes' untuk dibaca kalau lagi senggang. Nyatanya ya nggak dibaca-baca sampai Jumat kemarin hahaha. Dalam rangka merampingkan angka liked tweets (yang buat saya pribadi penting karena saya nggak suka 'Likes' kebanyakan soalnya nanti twit yang beneran penting banget pasti kekubur), saya mulai baca satu per satu twit yang pernah saya like itu. Supaya isi artikel nggak menguap, maka saya tulis ulang di blog ini hehehe. Topiknya campur-campur seperti yang ada di judul postingan ini. Cus~~~ Traveling Masa Kini menurut Trinity Trinity adalah travel writer perempuan dari Indonesia. Buku-bukunya pernah saya review di postingan-postingan ini: [Books] Quick Review The Naked Traveler 1-4 [Books] My Opinion about The Naked Traveler 1 YEAR Round-the-World-Trip

Sierra Burgess is A Loser: Terlalu Manis untuk Disinisin

Hulaaa! Hari ini saya mau bahas tentang sebuah film remaja dari Netflix yang judulnya sudah tertera di judul postingan ini. Tumben nulis satu film di satu postingan, biasanya beberapa film dirapel jadi satu? Hehehe lagi rajin. Postingan ini boleh dibilang sebagai review, tentunya review level recehan. Review sungguhan biarlah menjadi tugas para kritikus film di berbagai website bereputasi. Sebenarnya nggak ada hal baru yang diangkat di film ini. Topiknya masih tentang krisis percaya diri remaja, geng-gengan di sekolah, dan cinta monyet ala anak SMA. Buat yang sudah melewati masa-masa itu pasti nggak akan asing dengan hal-hal tersebut. Ternyata remaja dulu dan sekarang ya kurang lebih sama aja masalah yang dihadapi. Sierra Burgess seorang anak SMA yang tidak populer (and she dgaf about it) , cerdas, menjadi anak emas di pelajaran bahasa karena keindahan puisi karyanya, dan sesungguhnya sedang berada di dalam perang melawan ketidakpedean di dalam benaknya. Berbeda dengan Veronica seorang