Langsung ke konten utama

Kabur ke 'Hutan Kota Malabar'

Hari Minggu kemarin kayaknya saya jadi manusia paling sibuk sedunia. Dunia saya sendiri maksudnya. Pagi ikut jalan sehat di tempat kerja, siangan dikit hunting foto di hutan kota, dan sorenya hadir di gathering fandom lanjut nanem benih bunga matahari. Malamnya rebahan males-malesan sambil sekrol twitter nyari meme (ini unfaedah sekali). Anyway yang mau saya jadikan sorotan di postingan ini tentu saja kegiatan hunting foto di 'Hutan Kota Malabar'. Ceritanya saya udah bosen nungguin undian door prize pasca jalan sehat karena udah yakin nggak bakal dapet seperti jalan sehat-jalan sehat sebelumnya. Jadilah saya ngajak my partner in crime untuk melarikan diri ke 'Hutan Kota Malabar'. Satu-satunya foto yang saya ambil di venue jalan sehat xD Kami, eh tepatnya saya sih, dari dulu udah pingin banget nengok salah satu hutan kota yang ada di Malang ini. Cuman nggak jadi-jadi terus, entah alasannya apa saya lupa sangking banyaknya. Berhubung teman saya ini mau nikah akhir

I Miss My Childhood Arts

janvonholleben.com

Perasaan miss ini muncul setelah saya nonton video dari Jennifer Bates (sealemon) yang berjudul 'My Embarrassing '90s Childhood Art'. Just in case you don't know who is Jennifer Bates, doski adalah Youtuber asal US yang bergerak di bidang art and craft. Orangnya kreatif abis. Kalau ceki-ceki ke channel Youtubenya, kita akan menemukan banyak sekali tutorial DIY menggambar dan menjilid buku.

Ternyata Jennifer memang suka menggambar sedari kecil. Masa kecilnya dihabiskan di tahun 90an. Disney dan Garfield banyak ngasih pengaruh ke gambar-gambarnya waktu itu. Agak lucu sih dia ngasih judul videonya 'My Embarrassing '90s Childhood Art'. Padahal gambar-gambar yang dia hasilkan menurut saya sudah bagus, sangat lebih bagus daripada gambar yang saya hasilkan ketika saya masih kanak-kanak. 😂 Berbakat dan amatir memang beda jauh. ðŸ˜‚

Melihat Jennifer (sekarang 32 tahun) yang menyimpan baik-baik karya seni masa kecilnya (dari umur 6 tahunan) di sebuah kotak (atas saran pacar papanya), saya jadi kepikiran karya seni masa kecil saya sendiri.

Ada dimana ya sekarang?

Sebenarnya semua benda-benda tersebut tersimpan rapi di sebuah laci, berhubung dulu pindah rumah maka semua jadi kacau balau. Pindah rumahnya waktu saya umur 12 tahun dan nggak punya pikiran sama sekali untuk mengarsip karya seni.

Waktu SMP juga gitu, nggak ada pikiran sama sekali untuk menyimpan karya seni dari tugas mata pelajaran Kertakes.

(((KERTAKES)))

Kerajinan Tangan dan Kesenian.

Samar-samar di ingatan kalau pas kelas satu, saya dapat tugas membuat spektrum warna dari cat air. Jadi ceritanya warna primer itu ada tiga: merah, biru, dan kuning. Warna-warna primer tersebut saling berpadu membentuk warna sekunder: ungu (campuran merah-biru), hijau (campuran biru-kuning), dan jingga (campuran merah-kuning). Di antara warna-warna sekunder itu ada warna-warna lagi, entah apa istilahnya saya lupa mungkin warna tersier. Jadinya ada hijau kebiruan, hijau kekuningan, jingga kemerahan, jingga kekuningan, ungu kebiruan, dan ungu kemerahan.

Dapat tugas lagi menggambar gelap terang. Menggambar objek apapun di sekolah dengan metode gelap terang. Ada bayangannya gitu. Guess what saya dapat nilai berapa? 65! LOL padahal udah pede banget dapat bagus eh kebanting. Kata gurunya gambar saya plain nggak ada gelap terangnya.

Apa yang terjadi dengan dua karya seni jaman kelas satu SMP itu? HILANG *kerrrayyyyyy*

Ada lagi tugas membuat kolase pas kelas tiga. Menggambar objek kemudian menempelinya dengan kertas majalah warna-warni yang digunting kecil-kecil. Kali ini dapat nilai 95 dan karya tersebut nggak kembali ke saya. Sama gurunya diambil untuk dijadikan contoh ke kelas-kelas lain. Waktu itu bangga dong saya dan berpikir pasti nanti saya jadi terkenal. LOL. Gila tenar amaaat padahal ujung-ujungnya juga geunyang nugu di SMP.

Melukis dengan cat minyak juga pernah, kelas tiga SMP juga. Saya melukis tiga ekor ikan koi yang gendut-gendut. Memggambar kakak tua dengan metode pointilis, membuat vignet bencana alam, membuat sablon dengan tinta cina, whoaaa banyak banget tugas karya seni dulu! Semuanya H.I.L.A.N.G huft.

Setelah nonton Jennifer yang mengarsip karya seni dari kecil, saya jadi agak menyesal kenapa saya nggak mengarsip juga. Huhuhu. Untungnya karya seni jaman SMA masih ada sih jadi lumayanlah ada simpanan kenangan.


Pesan dari Jennifer: berapa pun umur Anda, simpan terus gambar-gambar yang sudah Anda hasilkan di dalam sebuah kotak supaya terus memotivasi Anda untuk selalu berkembang. Such a nice words!

Bener juga sih, dengan menyimpan karya seni berarti juga menyimpan kenangan. Ada kesan tersendiri gitu nggak sih kalau tiba-tiba lihat benda dari masa lalu? Hahaha. Asal jangan baper aja pingin kembali ke masa lalu. EAAA. *ngomong sama kaca*

Bye~~~

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kabur ke 'Hutan Kota Malabar'

Hari Minggu kemarin kayaknya saya jadi manusia paling sibuk sedunia. Dunia saya sendiri maksudnya. Pagi ikut jalan sehat di tempat kerja, siangan dikit hunting foto di hutan kota, dan sorenya hadir di gathering fandom lanjut nanem benih bunga matahari. Malamnya rebahan males-malesan sambil sekrol twitter nyari meme (ini unfaedah sekali). Anyway yang mau saya jadikan sorotan di postingan ini tentu saja kegiatan hunting foto di 'Hutan Kota Malabar'. Ceritanya saya udah bosen nungguin undian door prize pasca jalan sehat karena udah yakin nggak bakal dapet seperti jalan sehat-jalan sehat sebelumnya. Jadilah saya ngajak my partner in crime untuk melarikan diri ke 'Hutan Kota Malabar'. Satu-satunya foto yang saya ambil di venue jalan sehat xD Kami, eh tepatnya saya sih, dari dulu udah pingin banget nengok salah satu hutan kota yang ada di Malang ini. Cuman nggak jadi-jadi terus, entah alasannya apa saya lupa sangking banyaknya. Berhubung teman saya ini mau nikah akhir

Liked Tweets #1: Traveling, Health, Family, and Ray

cr: mohammad_hassan on Pixabay.com Jumat kemarin saya nggak sengaja lihat angka twit-twit yang pernah saya like dan kaget dong angkanya 400 lebih. Isinya kebanyakan artikel yang judulnya menarik menurut saya, dikumpulin di 'Likes' untuk dibaca kalau lagi senggang. Nyatanya ya nggak dibaca-baca sampai Jumat kemarin hahaha. Dalam rangka merampingkan angka liked tweets (yang buat saya pribadi penting karena saya nggak suka 'Likes' kebanyakan soalnya nanti twit yang beneran penting banget pasti kekubur), saya mulai baca satu per satu twit yang pernah saya like itu. Supaya isi artikel nggak menguap, maka saya tulis ulang di blog ini hehehe. Topiknya campur-campur seperti yang ada di judul postingan ini. Cus~~~ Traveling Masa Kini menurut Trinity Trinity adalah travel writer perempuan dari Indonesia. Buku-bukunya pernah saya review di postingan-postingan ini: [Books] Quick Review The Naked Traveler 1-4 [Books] My Opinion about The Naked Traveler 1 YEAR Round-the-World-Trip

Sierra Burgess is A Loser: Terlalu Manis untuk Disinisin

Hulaaa! Hari ini saya mau bahas tentang sebuah film remaja dari Netflix yang judulnya sudah tertera di judul postingan ini. Tumben nulis satu film di satu postingan, biasanya beberapa film dirapel jadi satu? Hehehe lagi rajin. Postingan ini boleh dibilang sebagai review, tentunya review level recehan. Review sungguhan biarlah menjadi tugas para kritikus film di berbagai website bereputasi. Sebenarnya nggak ada hal baru yang diangkat di film ini. Topiknya masih tentang krisis percaya diri remaja, geng-gengan di sekolah, dan cinta monyet ala anak SMA. Buat yang sudah melewati masa-masa itu pasti nggak akan asing dengan hal-hal tersebut. Ternyata remaja dulu dan sekarang ya kurang lebih sama aja masalah yang dihadapi. Sierra Burgess seorang anak SMA yang tidak populer (and she dgaf about it) , cerdas, menjadi anak emas di pelajaran bahasa karena keindahan puisi karyanya, dan sesungguhnya sedang berada di dalam perang melawan ketidakpedean di dalam benaknya. Berbeda dengan Veronica seorang