Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2017

Kabur ke 'Hutan Kota Malabar'

Hari Minggu kemarin kayaknya saya jadi manusia paling sibuk sedunia. Dunia saya sendiri maksudnya. Pagi ikut jalan sehat di tempat kerja, siangan dikit hunting foto di hutan kota, dan sorenya hadir di gathering fandom lanjut nanem benih bunga matahari. Malamnya rebahan males-malesan sambil sekrol twitter nyari meme (ini unfaedah sekali). Anyway yang mau saya jadikan sorotan di postingan ini tentu saja kegiatan hunting foto di 'Hutan Kota Malabar'. Ceritanya saya udah bosen nungguin undian door prize pasca jalan sehat karena udah yakin nggak bakal dapet seperti jalan sehat-jalan sehat sebelumnya. Jadilah saya ngajak my partner in crime untuk melarikan diri ke 'Hutan Kota Malabar'. Satu-satunya foto yang saya ambil di venue jalan sehat xD Kami, eh tepatnya saya sih, dari dulu udah pingin banget nengok salah satu hutan kota yang ada di Malang ini. Cuman nggak jadi-jadi terus, entah alasannya apa saya lupa sangking banyaknya. Berhubung teman saya ini mau nikah akhir

Semarang Satu Hari

Selamat pagi! Hari ini saya mau cerita tentang liburan ke Semarang.....satu bulan yang lalu. Rencana liburan ini sudah dari kapan tahun dan baru terwujud tahun ini. Kalau kata buku sidu "lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali". C erita liburan ke Semarang akan saya bagi menjadi beberapa bagian: transportasi, destinasi, dan biaya. Transportasi Dari Malang ke Semarang saya naik kereta api, begitu juga ketika balik dari Semarang ke Malang. Saya ambil kereta ekonomi. Jarak tempuhnya sekitar tujuh jam, hmmm...kerasa di pantat. Ini belum kereta ke Bandung atau Jakarta ya lol. Kereta api sekarang nyaman syekali. Bersih, teratur, tepat waktu, dan aman. Pemesanan tiket online juga mudah ya kan. Kemana-mana jadi enak. Lebih enak lagi kalau misalnya dibangun kereta api super cepat kayak Shinkansen-nya Jepang gitu. *ngelunjak* Sampai di stasiun Poncol Semarang pukul setengah delapanan malam, ke hotelnya naik Go-Car (bukan sponsor). Mongomong saya nginap di Hotel Amaris Simpang

Penasaran dengan Nenek Moyang Bangsa Sendiri

Masih tentang sejarah hehe. Kali ini buku yang berhasil saya baca sampai habis berjudul 'Kaladesa Awal Mula Sejarah Nusantara' karya Prof. Agus Aris Munandar yang diterbitkan oleh penerbit Wedatama Widya Sastra. Kata kaladesa berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya 'waktu dan tempat' atau 'kesempatan yang baik'. Kalau dihubungkan dengan masa awal sejarah Nusantara, kaladesa dapat dijabarkan menjadi "pada waktu yang tepat dan baik, kepulauan Nusantara di Asia Tenggara memasuki periode baru, periode sejarah". Periode dimana masyarakat suatu peradaban mengenal tulisan. Membaca buku ini tentu menyegarkan kembali memori hafalan kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia hahaha. Tapi ada beberapa pengetahuan baru yang saya dapat, mungkin pengetahuan itu dulu sudah saya dapat tapi lupa karena tergeser memori hafalan-hafalan rumus limit, relativitas, dan tabel periodik. *nyalahin mata pelajaran lain* Pengetahuan-pengetahuan tersebut saya jabarkan di poin-

Dari K-Pop sampai Wali Songo

*tulisan ini sudah ada di draft sejak tanggal 7 Oktober 2017* *sempet bingung mau dimasukkin di blog ini atau blog K-Pop satunya , tapi karena lebih banyak ngomongin tentang buku agama jadi yaudah ditulis disini aja* Jadi hari ini saya baru selesai baca buku 'Sejarah Islam Nusantara' karya Rizem Aizid yang diterbitkan oleh Diva Press. Buku ini saya beli di akhir bulan Agustus dan nganggur sebulan. Baru pada awal Oktober ini saya baca dan selesai di minggu pertama. Akhir-akhir ini saya jadi suka dengan sejarah, terutama sejarah tentang negeri sendiri. Semakin jauh mengenal K-Pop saya semakin merasa harus mengenal tanah air sendiri hahaha. Benang merahnya dimana antara K-Pop dengan nasionalisme yang mendadak membara ini? Saya hafal nama panggung, nama asli, tanggal lahir, lirik lagu, tahun debut, dan urutan judul album yang dirilis dari tahun ke tahun milik grup-grup yang saya suka. Tapi begitu ditanya tentang siapa-nama-raja-yang-memerintah-Kerajaan-Demak-ketika-kerajaan-tersebu