Hari Minggu kemarin kayaknya saya jadi manusia paling sibuk sedunia. Dunia saya sendiri maksudnya. Pagi ikut jalan sehat di tempat kerja, siangan dikit hunting foto di hutan kota, dan sorenya hadir di gathering fandom lanjut nanem benih bunga matahari. Malamnya rebahan males-malesan sambil sekrol twitter nyari meme (ini unfaedah sekali). Anyway yang mau saya jadikan sorotan di postingan ini tentu saja kegiatan hunting foto di 'Hutan Kota Malabar'. Ceritanya saya udah bosen nungguin undian door prize pasca jalan sehat karena udah yakin nggak bakal dapet seperti jalan sehat-jalan sehat sebelumnya. Jadilah saya ngajak my partner in crime untuk melarikan diri ke 'Hutan Kota Malabar'. Satu-satunya foto yang saya ambil di venue jalan sehat xD Kami, eh tepatnya saya sih, dari dulu udah pingin banget nengok salah satu hutan kota yang ada di Malang ini. Cuman nggak jadi-jadi terus, entah alasannya apa saya lupa sangking banyaknya. Berhubung teman saya ini mau nikah akhir
Masih tentang sejarah hehe. Kali ini buku yang berhasil saya baca sampai habis berjudul 'Kaladesa Awal Mula Sejarah Nusantara' karya Prof. Agus Aris Munandar yang diterbitkan oleh penerbit Wedatama Widya Sastra.
Kata kaladesa berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya 'waktu dan tempat' atau 'kesempatan yang baik'. Kalau dihubungkan dengan masa awal sejarah Nusantara, kaladesa dapat dijabarkan menjadi "pada waktu yang tepat dan baik, kepulauan Nusantara di Asia Tenggara memasuki periode baru, periode sejarah". Periode dimana masyarakat suatu peradaban mengenal tulisan.
Membaca buku ini tentu menyegarkan kembali memori hafalan kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia hahaha. Tapi ada beberapa pengetahuan baru yang saya dapat, mungkin pengetahuan itu dulu sudah saya dapat tapi lupa karena tergeser memori hafalan-hafalan rumus limit, relativitas, dan tabel periodik. *nyalahin mata pelajaran lain*
Pengetahuan-pengetahuan tersebut saya jabarkan di poin-poin berikut:
1. Penduduk kepulauan Asia Tenggara dan beberapa wilayah daratan merupakan keturunan para migran Austronesia masa silam. Austronesia mendapat desakan dari pergerakan bangsa-bangsa di Asia Tengah sehingga mereka bermigrasi ke daerah Yunnan, Cina Selatan. Kemudian berangsur-angsur menyebar ke Taiwan, Kepulauan Filipina, Sulawesi, Kalimantan, Maluku, Papua, Semenanjung Malaysia, dan pulau-pulau bagian barat Indonesia. Selanjutnya mengalami akulturasi selama berabad-abad dengan berbagai kebudayaan luar yang datang sehingga menghasilkan ratusan subsukubangsa.
2. Kerajaan Kutai Kuna, Tarumanagara, Kanjuruhan, dan Sriwijaya berawal dari suatu perkampungan yang mengembangkan budaya-budaya India sebagai permukiman-permukiman protosejarah. Salah satu ciri masa protosejarah adalah berita tentang suatu wilayah telah dicatat oleh para pendatang yang telah mengenal tulisan dan berkunjung ke wilayah tersebut, sementara penduduk wilayah tersebut masih belum mengenal tulisan.
3. Dua kerajaan pertama di Nusantara, yaitu Kerajaan Kutai Kuna dan Kerajaan Tarumanagara (dua kerajaan ini bercorak Hindu), telah mengantarkan bangsa Indonesia memasuki jaman sejarah sekitar abad ke-4 M. Bukti mereka memasuki zaman sejarah adalah adanya peninggalan berupa prasasti-prasasti. Prasasti-prasasti tersebut memakai bahasa Sansekerta, bahasa elit kerajaan dan keagamaan yang hanya dikenal oleh kalangan terbatas.
4. Prasasti peninggalan Kerajaan Sriwijaya memakai bahasa Melayu kuna, bahasa asli masyarakat setempat. Kerajaan Sriwijaya bercorak Buddha. Sejauh ini yang bisa saya tangkap Kerajaan Sriwijaya ini paling maju peradabannya. Di masanya sudah mengenal penanaman pohon dan pelestarian tanaman bermanfaat, selain itu juga tentang perlindungan dan penjaminan kesejahteraan rakyat dari raja bagi mereka yang patuh, dan kutukan untuk para pemberontak. Wilayah kekuasaannya juga luas meliputi pulau Sumatera, Jawa, dan sebagian kecil Kalimantan.
5. Meskipun menggunakan bahasa yang berbeda di prasasti-prasasti peninggalannya, Kerajaan Kutai Kuna, Tarumanagara, Ho-Ling (Kalingan), Kanjuruhan, dan Sriwijaya memakai aksara yang sama yaitu aksara Pasca-Pallawa. Aksara ini dikembangkan di luar India setelah kerajaan dinasti Pallawa surut perannya di awal tarikh Masehi. Aksara ini kemudian dikembangkan oleh nenek moyang bangsa Indonesia menjadi bermacam aksara, yaitu aksara Jawa kuna, Bali kuna, Sunda kuna, Lampung, Batak, dan Bugis-Makassar.
6. Angin perubahan dalam penyebaran agama Buddha di Nusantara dibawa oleh Bhiksu Gunawarman dari India (agama Hindu juga dibawa orang India sih, lebih dulu berkembang sepertinya dari agama Buddha). Nggak seperti agama Hindu, agama Buddha bersifat populis, egaliter, dan nggak mengenal kasta. Sebelum mengenal agama Hindu-Buddha, nenek moyang bangsa Indonesia memuja arwah leluhur (ancestor worship).
7. Secara budaya acuan kerajaan-kerajaan awal Nusantara adalah budaya India, tapi secara politik mereka lebih menghargai kekuatan Cina. Buktinya adanya pengiriman utusan dagang sambil membawa persembahan untuk kaisar Cina.
Well tujuh poin ini masih membahas masa klasik (Hindu-Buddha) era sejarah di Nusantara, itupun belum semua kerajaan dibahas wkwkwk. Setelah masa klasik, era sejarah di Nusantara berturut-turut memasuki masa perkembangan Islam dan kerjaan Islam merdeka, masa kolonial, dan Indonesia merdeka.
Makin penasaran sebenernya dengan beberapa kerajaan di masa klasik yang belum dibahas di buku 'Kaladesa Awal Sejarah Nusantara', perkembangan Islam, kolonial, dan kemerdekaan. Pingin cari buku yang bisa menjelaskan itu semua tapi bukunya harus ringkas kalau bisa satu buku aja mencakup masa prasejarah, protosejarah, dan sejarah bangsa Indonesia hahaha kok jadi tamak. Hhhh tar dulu deh ambil napas dulu lol.
Sampai jumpa di postingan selanjutnya!
Komentar
Posting Komentar