Hari Minggu kemarin kayaknya saya jadi manusia paling sibuk sedunia. Dunia saya sendiri maksudnya. Pagi ikut jalan sehat di tempat kerja, siangan dikit hunting foto di hutan kota, dan sorenya hadir di gathering fandom lanjut nanem benih bunga matahari. Malamnya rebahan males-malesan sambil sekrol twitter nyari meme (ini unfaedah sekali). Anyway yang mau saya jadikan sorotan di postingan ini tentu saja kegiatan hunting foto di 'Hutan Kota Malabar'. Ceritanya saya udah bosen nungguin undian door prize pasca jalan sehat karena udah yakin nggak bakal dapet seperti jalan sehat-jalan sehat sebelumnya. Jadilah saya ngajak my partner in crime untuk melarikan diri ke 'Hutan Kota Malabar'. Satu-satunya foto yang saya ambil di venue jalan sehat xD Kami, eh tepatnya saya sih, dari dulu udah pingin banget nengok salah satu hutan kota yang ada di Malang ini. Cuman nggak jadi-jadi terus, entah alasannya apa saya lupa sangking banyaknya. Berhubung teman saya ini mau nikah akhir
*tulisan ini sudah ada di draft sejak tanggal 7 Oktober 2017* *sempet bingung mau dimasukkin di blog ini atau blog K-Pop satunya, tapi karena lebih banyak ngomongin tentang buku agama jadi yaudah ditulis disini aja*
Jadi hari ini saya baru selesai baca buku 'Sejarah Islam Nusantara' karya Rizem Aizid yang diterbitkan oleh Diva Press. Buku ini saya beli di akhir bulan Agustus dan nganggur sebulan. Baru pada awal Oktober ini saya baca dan selesai di minggu pertama.
Akhir-akhir ini saya jadi suka dengan sejarah, terutama sejarah tentang negeri sendiri. Semakin jauh mengenal K-Pop saya semakin merasa harus mengenal tanah air sendiri hahaha. Benang merahnya dimana antara K-Pop dengan nasionalisme yang mendadak membara ini?
Saya hafal nama panggung, nama asli, tanggal lahir, lirik lagu, tahun debut, dan urutan judul album yang dirilis dari tahun ke tahun milik grup-grup yang saya suka. Tapi begitu ditanya tentang siapa-nama-raja-yang-memerintah-Kerajaan-Demak-ketika-kerajaan-tersebut-mencapai-masa-kejayaan saya langsung kicep nggak bisa jawab. Malu kan akhirnya hahaha.
*terdengar berlebihan memang benang merah antara urusan fana K-Pop dengan pengetahuan sejarah saya yang cetek ini, mau gimana lagi saya anaknya memang suka lebay*
Bermula dari hal itu saya sekarang nyicil lagi mempelajari sejarah Nusantara. Niat mulia tersebut saya wujudkan dengan membaca 'Sejarah Islam Nusantara' dulu. Karena apa? Karena saya orang muslim dan saya orang Indonesia. Dimulai dengan topik yang terdekat dengan diri sendiri lebih dahulu.
Inti dari buku 'Sejarah Islam Nusantara' adalah Islam masuk ke Nusantara pada abad ke-7 dan berkembang pada abad ke-13. Yang menarik pembawa agama Islam pertama kali ke Nusantara ini adalah orang-orang Tiongkok berdasarkan teori Tiongkok yang dikembangkan oleh Buya Hamka. Ada juga teori lain yang menjelaskan bahwa orang-orang Gujarat, Persia, dan Arab juga membawa ajaran agama Islam ke Nusantara. Agama Islam dapat menyebar di bumi Nusantara melalui jalur perdagangan, perkawinan, struktur sosial, pendidikan, seni dan budaya, serta ajaran tasawuf.
Islam cepat diterima di Nusantara karena melemahnya Kerajaan Majapahit setelah masa Hayam Wuruk, Islam tidak mengenal kasta, dan kepiawaian para kiai dalam menyebarkan agama Islam. Islam disebarkan dengan cara yang damai dan tidak serta merta mengenyahkan budaya lama masyarakat Nusantara. Para kiai dan guru agama memakai cara berupa akulturasi budaya. Budaya-budaya yang tidak sesuai dengan Islam ditinggalkan, sedangkan yang tidak melanggar syariat Islam tetap dipertahankan.
Dari membaca buku ini juga akhirnya saya tau sedikit banyak tentang Wali Songo di Jawa. Sebelumnya saya bingung banget sama penjelasan yang ada di buku Wali Songo yang saya beli waktu ziarah beberapa tahun lalu. Cerita yang ada di dalamnya sih sama dengan yang ada di buku 'Sejarah Islam Nusantara' tapi cara nyusunnya nggak sistematis jadi saya nggak ngeh hehehe.
Selain itu buku 'Sejarah Islam Nusantara' ini juga menyegarkan kembali ingatan saya tentang kerajaan-kerajaan Islam tanah air dahulu kala seperti Kerajaan Samudra Pasai, Kerajaan Demak, Kerajaan Ternate, dan Kerajaan Tidore. Mengingatkan lagi juga dengan tokoh-tokoh penyebar Islam seperti Dato Ri Bandang dan Dato Ri Tiro.
Saya pun akhirnya tau kenapa Islam nggak begitu berkembang di Bali dan sebagian kecil wilayah di Sumatra. Sebabnya adalah kurangnya komunikasi antara kiai satu dengan kiai lainnya di Bali. Komunikasi adalah koentji! Kalau di Sumatra karena raja yang ingin menguasai suatu daerah di Sumatra itu sudah melukai hati rakyat disana dengan perang saudara (nah kan main kasar itu tida bae, udah terbukti, ayolah kita belajar dari masa lalu).
Kurangnya buku ini adalah gambar-gambar yang ada di dalamnya ngambil dari blog pribadi beberapa orang. Malah ada satu foto yang masih menampilkan si pemilik blog. Bagi saya sih ini agak mengganggu ya karena ya kita nggak kenal siapa orang yang ada di foto itu. Salah ketik di beberapa halaman juga lumayan mengganggu hhhh. Terus ada satu kalimat yang masih menyebut kata ganti orang pertama, yaitu "berikut akan SAYA jelaskan bla bla bla". Editornya kurang cermat.
Selesai membaca buku 'Sejarah Islam Nusantara' ini saya tertarik lagi untuk membaca sejarah tentang sejarah Nusantara sebelum Islam, era penjajahan dan kemerdekaan, dan sejarah dunia! Wkwkwkwk. Untuk saat ini sih yang udah kebeli bukunya masih tentang sejarah Nusantara sebelum Islam dan sejarah dunia. Nanti kalau sudah selesai akan saya update lagi di blog ini.
Untuk buku tentang era penjajahan dan kemerdekaan masih cari-cari mana yang pas karena agak berat menurut saya hahaha. Trauma ngafalin tanggal-tanggal penting pas masih sekolah dulu. Ehem.
Oh iya meskipun sudah baca sejarah Wali Songo di buku 'Sejarah Islam Nusantara', saya pingin lagi beli buku yang khusus tentang Wali Songo. Secara kan beliau-beliau berjasa banget ya dalam penyebaran Islam di Pulau Jawa dan Nusantara, lagian saya juga sering berziarah ke makam-makam beliau meskipun hanya Wali Limo.
*
Komentar
Posting Komentar