Hari Minggu kemarin kayaknya saya jadi manusia paling sibuk sedunia. Dunia saya sendiri maksudnya. Pagi ikut jalan sehat di tempat kerja, siangan dikit hunting foto di hutan kota, dan sorenya hadir di gathering fandom lanjut nanem benih bunga matahari. Malamnya rebahan males-malesan sambil sekrol twitter nyari meme (ini unfaedah sekali). Anyway yang mau saya jadikan sorotan di postingan ini tentu saja kegiatan hunting foto di 'Hutan Kota Malabar'. Ceritanya saya udah bosen nungguin undian door prize pasca jalan sehat karena udah yakin nggak bakal dapet seperti jalan sehat-jalan sehat sebelumnya. Jadilah saya ngajak my partner in crime untuk melarikan diri ke 'Hutan Kota Malabar'. Satu-satunya foto yang saya ambil di venue jalan sehat xD Kami, eh tepatnya saya sih, dari dulu udah pingin banget nengok salah satu hutan kota yang ada di Malang ini. Cuman nggak jadi-jadi terus, entah alasannya apa saya lupa sangking banyaknya. Berhubung teman saya ini mau nikah akhir
sumber |
Halooo selamat minggu kedua tahun 2018!!
Gimana udah buat resolusi 2018? Udah cek resolusi tahun 2017 yang selesai apa aja? Hehehe. Liburan akhir tahun sama tahun baru kemarin kalian ngapain? Jalan-jalan atau di rumah aja (kayak saya)? Hahaha.
Liburan panjang kemarin saya habiskan untuk nonton beberapa film yang sudah lama mengendap di dasar eksternal harddisk. Kebanyakan film-film kartun Disney jaman dulu. Dari 12 film yang saya tonton hanya satu yang menancap di hati, lainnya yaaa biasa aja nggak ninggalin kesan mendalam.
Sebelas film yang menurut saya biasa aja itu, list-nya ini:
1. Lady and the Tramp (1955)
Cerita tentang seekor anjing betina bernama Lady yang dipelihara dari bayi oleh sepasang suami istri kelas menengah atas Amerika Serikat. Ketika dewasa Lady bertemu dengan seekor anjing jalanan bernama Tramp, mereka saling jatuh cinta dan akhirnya beranak pinak. Kisah cinta Lady-Tramp menurut saya nggak cheesy karena Tramp nggak murah obral gombal. Malah menurut saya awalnya Tramp menganggap Lady kayak adiknya yang harus senantiasa dilindungi. Tramp anjing handal sedangkan Lady anjing kalem rumahan.
Film ini dua puluh persennya menampilkan interaksi anjing dengan manusia. Tentang kesetiaan anjing pada tuannya, tuannya yang nggak begitu aja cuek ke anjingnya walaupun tuannya sudah punya bayi sendiri (ini kayaknya isu hits tahun ketika film ini rilis ya), penangkapan anjing liar tanpa pemilik, dan manusia yang salah paham ke anjing karena memang nggak pernah melihara anjing. Padet banget pokoknya film 'Lady and the Tramp' ini.
2. Lady and the Tramp: Scamp's Adventure (2001)
Lady dan Tramp punya empat ekor anak, tiga betina (semuanya mirip Lady) dan satu jantan (mirip Tramp). Anak anjing jantan ini namanya Scamp, tokoh utama sekuel 'Lady and the Tramp'.
Scamp ini masuk ke masa puber dimana dia ngerasa jagoan dan ingin hidup bebas alias nggak dipelihara manusia. Scamp sedang mengalami masa pencarian jati diri. Dia mulai membangkang ke Lady dan Tramp, kabur lalu bergabung dengan kawanan anjing jalanan. Salah satu anjing jalanan itu ada yang iri dengan kehidupan Scamp sebagai peliharaan manusia, sedangkan Scamp iri dengan hidup anjing itu yang bebas tanpa tuan. Memang rumput tetangga kelihatan lebih hijau.
3. The AristoCats (1970)
Inti cerita film ini adalah petualangan kucing-kucing milik wanita kaya-raya Perancis untuk kembali ke rumah tuannya itu setelah dibuang ke luar kota oleh pelayannya. Kenapa pelayannnya membuang kucing-kucing bangsawan itu? Karena wanita kaya-raya tadi nggak punya anak dan harta warisannya akan diwariskan kepada kucing-kucing tersebut, nah pelayannya pingin harta itu jatuh ke tangannya sendiri.
4. Robin Hood (1973)
Tokoh-tokoh yang ada di film ini semuanya hewan dan nggak ada manusianya sama sekali. Di akhir cerita Robin Hood menikah dengan rubah biarawati yang merupakan teman lamanya yang lama nggak bertemu.
5. 101 Dalmatian (1961)
Akhirnya terjawab sudah pertanyaan saya sejak kecil: pasangan anjing ini beneran punya anak 101 ekor? Siap-siap spoiler. Jawabannya adalah nggak. Pongo dan Perdita hanya punya anak kandung 15 ekor. Delapan puluh empat ekor sisanya adalah anak-anak anjing lain. Mereka bertemu di sebuah gudang tempat Cruella de Vil mengurung anak-anak anjing dalmatian ini untuk dijadikan mantel.
Saya suka gaya animasi film ini. Cara menggambarnya beda dengan 'Lady and the Tramp', tapi mirip-mirip sama 'The AristoCats' dan 'Robin Hood' versi lebih bagus. Cerita paling saya suka adalah ketika Pongo mempertemukan tuannya yang seorang pemusik jomblo dengan wanita pemilik Perdita.
6. 101 Dalmatian 2 - Patch's London Adventure (2003)
Walaupun anak Pongo dan Perdita banyak, nyatanya yang disorot nggak semua. Hahaha yaiyaaa bisa pusing yang nonton. Di sekuel '101 Dalmatian' yang jadi tokoh utama adalah salah satu anak Pongo dan Perdita yang bernama Patch. Ciri uniknya ada belang hitam di mata kanannya.
Di sekuel ini suami-istri pemilik Pongo-Perdita pindah ke desa untuk menghindari Cruella de Vil yang tetap aja punya obsesi nyulik anak-anak dalmatian mereka. Nah si Patch ini ketinggalan mobil karena Pongo salah itung lol anaknya kebanyakan. Agak sayang sih karena yang disorot bukan desanya tapi tetap kota London. Di London, Patch bertemu dengan idolanya yang seorang model makanan anjing. Mereka berdua bekerjasama melawan musuh masing-masing.
7. Pinocchio (1940)
Nonton ini untuk kedua kalinya, duluuuuu banget pas SD pernah nonton ini tapi nggak paham karena nggak ngerti bahasa Inggris. Terus kemarin nonton dan.....banyak nekan tombol skip lol. Dari awal udah nggak sreg karena temanya wishing upon a star.
8. The Lion King (1994)
Kalau pas lagi jawab-jawab kuis di Buzzfeed tentang Disney's villains gitu saya suka milih Scar, singa jahat di film ini. Setelah nonton 'The Lion King' kemarin saya ogah milih Scar lagi. SCAR JAHAT BANGET! Huhuhu. Banyak part emosional dalam film ini karena tema yang diangkat tentang hubungan orang tua dan anak.
9. The Lion King 2 - Simba's Pride (1998)
Simba yang sudah jadi raja sekarang udah punya anak betina. Anak betina ini jatuh cinta ke kerabat Scar. Iya Scar yang jahat banget itu. Tapi yang namanya kejahatan kan nggak menurun secara genetik ya.
10. Tarzan (1999)
Film ini sudah saya tonton untuk ke sekian kalinya hahaha. Habis sering banget sih tayang di televisi. Saya kira semua paham ya jalan ceritanya kayak gimana, jadi saya nggak akan cerita sinopsisnya. #pemalas
Kayaknya film ini harus dibuatkan sekuel deh, saya penasaran anak Tarzan sama Jane nanti gimana.
11. The Hunchback of Notre Dame (1996)
Satu kata untuk film ini: BERAAAAAT. Iya tema yang diangkat berat dan penyajiannya juga berat. Kalau saya masih anak-anak dan nonton film ini sudah pasti saya akan tidur pulas karena nggak paham terus ngantuk.
Tema tentang minoritas dan "beda dengan orang lain" menjadi bahasan utama film ini. Kaum gipsy di Paris diburu oleh pasukan pemerintah karena dianggap liar dan kotor. Sementara Quasimondo (penjaga lonceng gereja Notre Dame) mempunyai fisik yang berbeda dengan manusia lainnya. Dia nggak boleh keluar gereja oleh seorang pemimpin pasukan pemburu gipsy karena dunia luar jahat. Padahal alasan sebenarnya si pemimpin itu menganggap Quasimondo sebagai aib yang harus disembunyikan.
Si pemimpin itu dulunya membunuh ibu kandung Quasimondo yang seorang gipsy. Sampai dewasa kenyataan itu disembunyikan dari Quasimondo. Hingga akhirnya perang di sekitar gereja Notre Dame pecah karena tuntutan kesetaraan dari rakyat Paris baik gipsy maupun non-gipsy.
Oke sekarang mari ngobrol tentang satu-satunya film yang membuat saya nggak merasa satu setengah jam itu lama. Saya bener-bener menikmati film ini. Judulnya adalah:
The Emperor's New Groove (2000)
Asli film ini kocak dan padat hikmah. Nggak bertele-tele. Bangsa yang jadi tokoh utama film ini berasal dari suku di Mesoamerica, jadi latar tempat dan baju-bajunya etnik banget. Animasinya bagus dan lucu (gaya gambarnya mirip 'Hercules' gitu deh, background-nya anteng, jadi orang-orangnya kelihatan menonjol). Terus juga penempatan humornya cerdas.
Saya berani ngasih rekomendasi kalian untuk nonton film ini. ;)
Sampai disini dulu dan sampai jumpa di postingan berikutnya. Dadaaaaah!
(pics w/o credits are from IMDb)
*
Komentar
Posting Komentar