Langsung ke konten utama

Kabur ke 'Hutan Kota Malabar'

Hari Minggu kemarin kayaknya saya jadi manusia paling sibuk sedunia. Dunia saya sendiri maksudnya. Pagi ikut jalan sehat di tempat kerja, siangan dikit hunting foto di hutan kota, dan sorenya hadir di gathering fandom lanjut nanem benih bunga matahari. Malamnya rebahan males-malesan sambil sekrol twitter nyari meme (ini unfaedah sekali). Anyway yang mau saya jadikan sorotan di postingan ini tentu saja kegiatan hunting foto di 'Hutan Kota Malabar'. Ceritanya saya udah bosen nungguin undian door prize pasca jalan sehat karena udah yakin nggak bakal dapet seperti jalan sehat-jalan sehat sebelumnya. Jadilah saya ngajak my partner in crime untuk melarikan diri ke 'Hutan Kota Malabar'. Satu-satunya foto yang saya ambil di venue jalan sehat xD Kami, eh tepatnya saya sih, dari dulu udah pingin banget nengok salah satu hutan kota yang ada di Malang ini. Cuman nggak jadi-jadi terus, entah alasannya apa saya lupa sangking banyaknya. Berhubung teman saya ini mau nikah akhir

Asian Games 2018: Kilas Balik Ini dan Itu


Asian Games was officially ended three days ago and SURPRISINGLY saya nggak gagal move on-gagal move on amat! YEAY! Actually nggak surprisingly banget sih because jaman now kan internet sudah well available kan. Bisa diakses from every where, literally nggak harus nunggu tayang di tv. Jadi for example kalau lagi miss pertandingan or perlombaan Asian Games yang kemarin-kemarin ya tinggal rewatch di Youtube. As simple as that.

*seketika mumet baca kalimat sendiri*

Tulisan ini akan menjadi sebuah postingan yang sangat panjang. Maka dari itu saya bagi jadi tiga poin.


Poin I
"My Asian Games Journey as An Audience"
Asian Games pertama yang saya tonton secara sadar dan ingat sampai sekarang adalah Asian Games 2002 di Busan, Korea Selatan. Perlombaan pertama yang saya tonton di salah satu tv swasta nasional waktu itu adalah renang indah putri berkelompok dari Kazakhstan, bagus banget gerakan mereka. Negara berakhiran -tan dari Asia Tengah ini memang jago di olahraga yang indah-indah.

Pernah nonton angkat besi putra dan putri, terus juga nonton badminton pastinya. Di sini nih melekat betul ingatan tentang Taufik Hidayat yang waktu itu dicurangi sama wasit pemimpin pertandingannya. Ceritanya Indonesia dan Korea Selatan ini lagi final badminton beregu. Babak pertama mempertemukan tunggal putra unggulan dari masing-masing negara, Taufik Hidayat melawan Shon Seungmo. Dulu sistem skornya bukan reli poin seperti sekarang, masih servis poin. Jadi untuk dapat satu skor itu lamanya minta ampun.

Singkat cerita bola-bola Taufik banyak yang masuk (dan beberapa bola Shon Seungmo ada yang keluar), tapi sama wasitnya nggak dianggap. Satu kali dua kali Taufik masih protes biasa, lama-lama dia marah dan banting raket kemudian walk out. Wasitnya cuma topang dagu gitu aja di atas bangkunya hih. Usut punya usut ternyata wasitnya sama-sama orang Korea Selatan hzzz. Beberapa jam kemudian Taufik masuk lapangan lagi melanjutkan pertandingan, entah siapa yang berhasil membujuk. Wasitnya sudah pasti ganti ya. Namun akhirnya Indonesia harus puas mendapat medali perak. Baru kemudian di nomor perorangan Taufik menyabet medali emas. Lupa dulu pas final lawan siapa (Shon Seungmo? Lee Hyun Il? Lin Dan?).

Taufik Hidayat di tahun 2018 menjadi salah satu pembawa obor Asian Games Jakarta Palembang

Begitu Asian Games 2002 berakhir, saya baper karena terbiasa sepulang sekolah nonton olahgara tiba-tiba nggak bisa nonton lagi karena acaranya udah nggak ada. :( Internet masih belum ada jadi nggak bisa nonton ulang dengan mudah. :( Bisanya cuma mainan angkat-angkat papan kayu dan berakting seolah-olah atlet angkat besi Asian Games wakakak. Kalau nggak gitu langsung minta bapak beliin raket dan kok bulu buat main bulutangkis di depan rumah sama sodara.

Asian Games 2006 di Doha (Qatar) nggak pernah nonton sekalipun, entah karena nggak disiarkan di tv atau jam siarannya pas saya masih di sekolah, lupa. Begitu juga dengan Asian Games 2010 di Guangzhou (China) dan 2014 di Incheon (Korea Selatan). Eh...kalau Asian Games 2014 pernah nonton upacara pembukaannya ding gara-gara ada EXO wkwk tapi akhirnya zonk juga. Kenapa? Cerita lengkapnya pernah saya tulis di postingan ini.

Asian Games 2018 diselenggarakan di Jakarta dan Palembang. Awal tau Indonesia jadi tuan rumah Asian Games itu saya bener-bener biasa aja, nggak kagum nggak apa dan nggak berusaha cari tau juga. *durhaka*

Bahkan waktu senior saya di kantor ngasih tau official song 'Meraih Bintang' itu saya juga tetep nggak bereaksi gembira, hanya berkomentar "lho udah gitu aja lagunya?". *durhaka (2)*

Baru kemudian beberapa hari aja sebelum hari-H saya membaca tulisan mbak kleponwajik tentang maskot Asian Games yang ini, saya baru eksaytid huhuhu. Alhamdulillah sih daripada tidak sama sekali.

Lima puluhan tahun yang lalu Indonesia sudah pernah menjadi tuan rumah Asian Games. Negara ini masih dipimpin oleh Presiden Soekarno waktu itu. Fakta inilah yang membuat saya makin antusias mengikuti Asian Games 2018. Kapan lagi kan negara sendiri jadi tuan rumah pesta olahraga bangsa-bangsa se-Asia. Perlu waktu setengah abad untuk mengulang kembali sejarah. Dan saya nggak menyesal sama sekali ngikutinnya!

Sempat miss sedikit upacara pembukaan gara-gara pulang kerja agak petang. Ponakan saya sudah nonton duluan dan saya langsung ikutan nonton dong. Asli saya terkesima dengan apa yang disajikan di upacara pembukaan waktu itu, jauh lebih bagus daripada yang di Incheon.



Cabang-cabang olahraga yang saya tonton juga jauh lebih banyak dari sebelum-sebelumnya. Thanks to stasiun televisi swasta nasional dan situs streaming vidio.com sebagai perantara siaran pertandingan dan perlombaan Asian Games Jakarta Palembang. Terima kasih juga kepada penyedia jaringan free wifi di kantor, sinyalnya sangat jos gandos lancar unlimited. Alhamdulillah dengan adanya dua hal tersebut saya bisa nonton olahraga selain sepak bola dan badminton. Walaupun nggak semuanya saya simak dari awal sampai akhir tapi saya puas banget!

Sepak bola

Badminton

Renang

Hoki

Sepak takraw

Kabaddi

Bola tangan

Basket

Polo air

Lempar cakram

Berkuda

Tenis

Gulat

Karate

Angkat besi

Senam gimnastik

Lari

Softball

Panahan

Tolak peluru

Voli pantai

Bowling

Senam ritmik

Balap sepeda

Voli

Panjat tebing

Renang indah (dari dalam air)

Renang indah (dari atas air)

E-sport


Poin II
"The Athletes"
Nonton cabang olahraga sebanyak itu otomatis menambah wawasan saya tentang atlet-atlet yang terlibat. Seperti di cabang renang saya jadi tau ada atlet namanya Sun Yang, Xu Jiayu, Li Bingjie, Rikako Ikee, Ippei Watanabe, Yui Ohashi, Yuki Kobori, Ryosuke Irie, Daiya Seto, Joseph Schooling, Baqlah, Al Wir, dan I Gede Siman Sudartawa. Iya saya baru tau ada atlet renang andalan Indonesia bernama Sudartawa ya pas Asian Games ini huhu.

Baqlah dan Al Wir perenang dari Jordan yang hampir selalu ada di final menduduki nomor-nomor pinggir. Hebat bisa bersaing dengan atlet-atlet renang dari China dan Jepang yang memang sudah langganan Olimpiade. Asian Games tuh buat mereka kayak try out sebelum Olimpiade. Pantes aja Sun Yang (tingginya kurleb 2 meter), Xu Jiayu (monmaap saya agak nggak suka sama mas ini karena ngalahin Irie di renang gaya punggung wkwk), dan Rikako Ikee langganan banget dapat emas.

Rikako Ikee malah jadi MVP di Asian Games 2018 ini karena berhasil meraih enam medali emas dari cabang renang, usianya baru 18 tahun. Satu-satunya perenang dari Asia Tenggara yang berhasil memenangkan medali emas dari kolam Akuatik Center GBK adalah Joseph Schooling dari Singapura. Schooling ini juga seorang Olimpian, dia tinggal, sekolah, dan latihan di Amerika Serikat.

Kiri ke kanan: Ryosuke Irie, Xu Jiayu, dan Kang Jiseok. Ketiganya meraih medali dari cabang renang gaya punggung.

Rikako Ikee

Joseph Schooling

Di cabang renang indah berpasangan, perhatian saya tersita ke peraih medali perunggu dari Kazakhstan. Mereka berdua ini kembar, namanya Alexandra Nemich dan Yekaterina Nemich. Peraih medali emas bareng mereka juga kembar, tapi dari negara China. Namanya Jiang Tingting dan Jiang Wenwen.

Atlet kembar juga ada di cabang olahraga sepak takraw. Dua atlet ini dari Indonesia, namanya Lena dan Leni. Mereka berdua selalu pakai bandana berwarna sama waktu bertanding. :D Lena dan Leni pernah menjadi pemulung waktu mereka kecil, gedenya jadi atlet kebanggaan bangsa Indonesia! *tepuk tangan* Masa kecil mereka selalu menjadi pengingat agar nggak lupa diri.



Ngomong-ngomong soal sepak takraw nih ya, beneran deh pas nonton tim Indonesia tanding tuh rasanya campur aduk antara deg-degan, pingin ketawa, dan gemes pingin marah. Apalagi regu putranya. Deg-degan sudah pasti karena berharap mereka memenangkan pertandingan. Pingin ketawa dan gemes pingin marah pas mereka selebrasi sambil provokasi. xD Selebrasi sambil provokasi ini wajar nggak sih di sepak takraw? xD


Kalau di cabang lari, sempat heboh nama Lalu Muhammad Zohri. Pelari junior Indonesia yang berhasil melaju ke final berlomba dengan para pelari senior dari berbagai negara. Meskipun nggak dapat medali, perjuangan Zohri sudah luar biasa. Zohri baru mendapat medali perak dari nomor lari estafet putra. Nggak sendirian ya tentunya bersama tiga pelari yang lain. Saya nggak nonton sih pas ini soalnya keburu ngantuk. *info penting*



Voli jadi cabang olahraga berikutnya yang ingin saya bahas tentang atlet yang menarik perhatian saya. Siapa lagi kalau bukan Manganang bersaudara: Amasya Manganang dan Aprilia Manganang. Smash (atau spike?) mereka bener-bener ampuh menghasilkan skor. Amasya malah smash-nya dari tengah lapangan! WOW! They are truly badass!

Selanjutnya dari cabang wushu, saya sudah nggak asing sama Lindswell. Yang baru tau adalah Achmad Hulaefi, peraih medali perunggu. Nggak nyangka ternyata mereka berdua ini pacaran. Keren banget sama-sama berprestasi! Sayangnya setelah ini Lindswell pensiun huhuhu.

A post shared by Achmad Hulaefi (@hulaefi) on


Meskipun Lindswell jadi penyumbang medali emas pertama untuk Indonesia, lagu kebangsaan 'Indonesia Raya'-nya saya nggak sempat lihat. :( Di arena cabang olahraga angkat besi-lah kali pertama saya menonton live 'Indonesia Raya' berkumandang berkat kemenangan Eko Yuli Irawan. Oh iya atlet dari negara mana saya lupa, ada yang pakai kacamata. Saya kira atlet angkat besi nggak boleh pakai kacamata di arena pertandingan, ternyata boleh.



Lagu 'Indonesia Raya' kedua yang saya tonton live adalah dari cabang panjat tebing. Terjadi all Indonesian final di sektor putri. Waktu babak penyisihan sumpah ya bener-bener deg-degan banget soalnya lawan-lawan Indonesia ini juga cepet buanget manjatnya woy kayak spiderman.




Poin III
"Miscellaneous Files"

1. Instagram Ginting dipenuhi komentar-komentar nyinyir
Saya nggak pernah lagi ngikutin dunia bulutangkis tanah air secara serius setelah Taufik Hidayat pensiun. Yang mana adalah masa kejayaan China di cabang bulutangkis. Beneran deh kayak mereka itu susah banget dikalahin. Sampai sekarang kalau nonton pertandingan atlet Indonesia lawan pebulutangkis China yang sudah eksis sejak jaman dominasi negeri Tirai Bambu itu saya agak trauma. Atlet-atlet "sisa" jaman keemasan itu yang saat ini masih main adalah Lin Dan, Chen Long, dan Zhang Nan.

Makanya waktu Ginting bertanding melawan Chen Long saya udah ketar-ketir sendiri. EH TERNYATA MENANG DONG DEK GINTING HEBAT SEKALI!! Gitu ya masih ada aja rangorang yang jemarinya luwes mengetikkan kebencian di kolom komen instagram Ginting. Heran saya.

Jujur saja saya baru tau wajah Ginting ya pas Asian Games 2018 ini. Wajahnya kalem sekali huhu. Tega bener dah yang nyinyirin dia. Nyinyirnya pakai akun bodong lagi. Meh.



2. Ginting kram di set ketiga melawan Shi Yuqi
Asli saya pingin nangis waktu kaki Ginting kram dan dia terkapar di pinggir lapangan. Untungnya nggak cedera serius. Waktu pengalungan medali dia sudah bisa ikut. Makin berkaca-kacalah mata saya.



Beneran ya era bulutangkis putra Indonesia menunjukkan tanda-tanda kebangkitan lagi. Selain Ginting ada Jojo, Kevin/Marcus dan Fajar/Rian yang permainannya sangat baik di Asian Games kemarin. Semoga prestasi mereka semakin meningkat.

Oh iya btw waktu Ginting kram kaki itu Shi Yuqi menunjukkan sportifitas atlet kelas dunia. Nggak ngasih bola sulit ke Ginting karena dengan bola biasa pun dia pasti dapat poin. Terus ngasih semangat juga pas Ginting terbaring nggak bisa lanjut main. Good boy!

3. Jojo ngepel
INI PALING KOCAK WKWKWKWKWK. Semacam jadi pendingin penonton yang dari kapan hari udah senam jantung terus gara-gara bulutangkis. Ini terjadi di set penentuan Jojo bakal melaju ke final atau terhenti di semifinal tunggal putra perorangan. Momen dia ngepel ini dijadiin meme sama netijen kreatip. xD

Lapangannya basah kena keringet, Jojo minta ijin ke wasit biar lapangannya dipel. Sama wasit nggak dikasih. Yaudah dipel sendiri sama handuknya wakakak. Dikasihlah dia kartu kuning. Jojo kayaknya udah bodo amat ya daripada kepleset hahaha. Kegiatan ngepelnya ini juga sepertinya mengganggu konsentrasi pemain Jepang yang jadi lawannya. xD

4. Jojo buka baju
Dari awal kayaknya Jojo udah sering ganti baju di lapangan kalau mau lanjut ke set berikutnya. Penonton cewek pada heboh lah pasti ya, kalau saya nonton langsung juga pasti ikutan berkyaa-kyaa. Waktu selesai ngalahin Shi Yuqi dan ditanya kenapa cewek-cewek heboh waktu dia ganti baju, Jojo jawab nggak tau kenapa. :') Jojo kalau diwawancara jawabannya detil banget ya terus suaranya juga halus banget, nanti kalau sudah pensiun Jojo mau nggak jadi komentator acara bulutangkis?




Lanjut waktu dia melaju ke babak final. Woooh langsung deh ya selebrasi buka baju dan bajunya dilemparin ke penonton. Nih ambil yang bikin lo teriak-teriak, begitu mungkin pikir Jojo. Gongnya waktu dia fix dapat emas. Buka baju lagi sambil melet-melet muter lapangan hmmm...jangan keseringan buka baju Jo nanti aku nggak histetis lagi huhuhu. Kaosnya yang ini nggak dilempar ke penonton lagi tapi dilelang untuk disumbangkan ke korban gempa Lombok.

5. All Indonesian final di bulutangkis ganda putra nomor perorangan
Saya kira bakal lempeng aja karena Indonesia lawan Indonesia. Nggak taunya seru banget dong dan saya nggak bisa fokus nonton karena waktu itu bos besar lagi ada di ruangan. :')




6. Nggak boleh ya bilang atlet ganteng atau cantik?
Nah ini yang kemarin agak gengges buat saya. Untungnya ada pendapat yang menggambarkan apa yang saya pikirkan:
Twit aslinya di sini

Mbak kleponwajik juga menurut saya bener:

Saya suka dengan sarkasme yang ini lol:

7. Bung Jebret vs. Penonton
Banyak banget yang nggak suka sama gaya Bung Jebret ngasih komentar. Katanya minim informasi dan nggak penting. Memang iya sih hahaha, tapi saya terhibur banget sama komentar-komentar Bung Jebret. Saya termotivasi juga buat cari sendiri statistik pemain yang lagi bertanding. Nggak saya aja lho yang terhibur sama Bung Jebret wkwk yaiyaaa:

8. Bambang Hartono, medali perunggu, dan BCA
Pak Bambang Hartono menjadi atlet tertua di Asian Games 2018. Beliau turun di cabang olahraga bridge dan meraih medali perunggu di nomor beregu. Pak Bambang adalah bos Djarum dan BCA.






9. Jokowi dan Prabowo berpelukan
Ayooo damai juga dong para pendukung capres 2019!!!




10. Indonesia yang sesungguhnya!

11. Ucapan terima kasih terfavorit

Twit aslinya di sini



12. Bhin-Bhin, Atung, dan Kaka
Tentunya sering banget lihat mereka bertiga ini, lucu banget!! Tapi tak mudah dimiliki karena yang ngejar banyak huhuhu. Tiga gambar terfavorit tentang maskot Asian Games 2018 saya dapat dari twit ini, lengkap dengan sedikit info satwa-satwa tersebut:





Bhin-Bhin, Atung, dan Kaka semoga kalian bertiga tetap lestari:


Sudah. Saya sudah kehabisan kata-kata untuk menggambarkan kebahagiaan mengikuti perhelatan Asian Games 2018 yang berlangsung kurang lebih dua minggu kemarin. Semoga kalau benar-benar di-acc, kita diberi umur panjang untuk bisa menyaksikan Indonesia menjadi tuan rumah Olimpiade 2032.


Sebagai penutup postingan super panjang ini, mari menikmati dongeng tentang pembalasan dendam Drawa (calon maskot Asian Games 2018 yang pensiun sebelum debut) di utas berikut:

Sekalian cuplikan upacara penutupan Asian Games Jakarta Palembang juga:

 


Jangan lupa ada Donghae oppa yang goyang dayung:



Sampai jumpa di postingan selanjutnya! Saranghae!!


sumber


(pics w/o credit are from Asian Games 2018's official twitter)

*

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ashton Kutcher's Best Movies

Berawal dari nonton film 'No Strings Attached'. Saya kemudian cari informasi film-film apa saja yang aktor utamanya Ashton Kutcher. Kenapa Ashton Kutcher? Because of that damn good looking face, what else?  😆 Ketemulah enam film. Dua di antaranya saya nggak terlalu suka, yaitu 'Dude, Where's My Car' (2000) dan 'What Happen in Vegas' (2008). 'Dude, Where's My Car'  bergenre komedi. Mungkin di tahun film itu rilis becandaan di dalamnya tergolong kocak dan banyak yang suka. Tapi kalau ditonton sekarang, film itu bego banget. Dua orang pemuda yang semalaman habis pesta sampai mabok di rumah pacarnya, seharian mencari mobil yang lupa diparkir dimana. Seharian itu mereka bertemu dengan orang yang aneh-aneh. Kalau bukan karena Ashton yang main, saya nggak mau nonton sampai selesai. Film kedua, 'What Happen in Vegas', lawan mainnya Cameron Diaz. Genre romantic comedy . Ceritanya sederhana dengan ending yang bisa ditebak. Dua orang yang sama-sama

3 Signoras in 'Signora Pasta Malang'

Hulaaa!!  H-1 sebelum puasa kemarin, saya dan dua orang kolega (halah) mendadak pingin makan makanan enak. Karena saya akhir-akhir ini lagi suka banget eksplor makanan negara lain, saya ngajak makan makanan Italia. Teman saya nemu satu cafe ala Italia yang oke, namanya 'Signora Pasta Malang'. Sedangkan satunya lagi a.k.a senior kami berdua, ngikut aja maunya remaja-remaja gemes kayak kami ini. 'Signora Pasta Malang' terletak di Jl. Lasem No. 7 Oro-oro Dowo Kota Malang, dan masih baru banget dibuka di kota Malang (tanggal 14 April 2018). 'Signora Pasta Malang' adalah cabang dari 'Signora Pasta'. 'Signora Pasta' dibangun pada tahun 2011 oleh seorang Italian chef bernama Signore Pino dan istrinya Maria. Tempatnya homey banget, bersih, nyaman, rapi, dan memanjakan mata. Dinding cafe ini didekorasi dengan lukisan-lukisan khas Italia, botol-botol wine , foto-foto dokumentasi pemilik cafe , dan kliping surat kabar yang memberitakan tentang 'Sig

Meteor Garden 2018: Versi Imut Meteor Garden 2001

Mari mulai dengan bernostalgia. Kenal 'Meteor Garden' Taiwan umur berapa? Kelas berapa? Kalau saya kelas lima SD wkwk. Itu pun 'Meteor Garden II'. Tau ada drama itu dari teman sekelas. Dia pindahan dari luar kota. Punya kakak cewek. Hmmm...nggak heran bisa tau ada drama percintaan yang tayang jam 9 malam. Saking cintanya dia sama 'Meteor Garden', tempat pensilnya ditulisin nama-nama F4 pakai tipe-x. Jangan tanya nulisnya bener apa nggak: Vanness Wu jadi Venes Zu, Jerry Yan jadi Zeri Yen. HAHAHAHAHA. Sebagai bocah bau kencur yang hidup di jaman dimana wartel lebih menjamur dibanding warnet, beli majalah harus keluar ke kecamatan dulu, dan punyanya kakak laki yang doyannya nonton balap mobil, informasi dari teman tersebut sangat berfaedah sekali. Dear my friend, kalau kamu baca ini, percayalah meskipun aku menertawai kealayanmu dulu, aku lebih alay  aku sungguh sangat berterima kasih karena dirimu telah membuka wawasanku. Singkat cerita, saya jatuh cinta juga sam