Hari Minggu kemarin kayaknya saya jadi manusia paling sibuk sedunia. Dunia saya sendiri maksudnya. Pagi ikut jalan sehat di tempat kerja, siangan dikit hunting foto di hutan kota, dan sorenya hadir di gathering fandom lanjut nanem benih bunga matahari. Malamnya rebahan males-malesan sambil sekrol twitter nyari meme (ini unfaedah sekali). Anyway yang mau saya jadikan sorotan di postingan ini tentu saja kegiatan hunting foto di 'Hutan Kota Malabar'. Ceritanya saya udah bosen nungguin undian door prize pasca jalan sehat karena udah yakin nggak bakal dapet seperti jalan sehat-jalan sehat sebelumnya. Jadilah saya ngajak my partner in crime untuk melarikan diri ke 'Hutan Kota Malabar'. Satu-satunya foto yang saya ambil di venue jalan sehat xD Kami, eh tepatnya saya sih, dari dulu udah pingin banget nengok salah satu hutan kota yang ada di Malang ini. Cuman nggak jadi-jadi terus, entah alasannya apa saya lupa sangking banyaknya. Berhubung teman saya ini mau nikah akhir
Hulaaa! Hari ini saya mau bahas tentang sebuah film remaja dari Netflix yang judulnya sudah tertera di judul postingan ini. Tumben nulis satu film di satu postingan, biasanya beberapa film dirapel jadi satu? Hehehe lagi rajin. Postingan ini boleh dibilang sebagai review, tentunya review level recehan. Review sungguhan biarlah menjadi tugas para kritikus film di berbagai website bereputasi.
Sebenarnya nggak ada hal baru yang diangkat di film ini. Topiknya masih tentang krisis percaya diri remaja, geng-gengan di sekolah, dan cinta monyet ala anak SMA. Buat yang sudah melewati masa-masa itu pasti nggak akan asing dengan hal-hal tersebut. Ternyata remaja dulu dan sekarang ya kurang lebih sama aja masalah yang dihadapi.
Sierra Burgess seorang anak SMA yang tidak populer (and she dgaf about it), cerdas, menjadi anak emas di pelajaran bahasa karena keindahan puisi karyanya, dan sesungguhnya sedang berada di dalam perang melawan ketidakpedean di dalam benaknya.
Berbeda dengan Veronica seorang cheerleader yang satu sekolah dengannya. Veronica merupakan siswi populer. Dia membentuk geng bersama dua cewek modis lainnya: Mackenzie dan Chrissy. Geng ini sifatnya sebelas-duabelas dengan The Plastics di film 'Mean Girls'.
Suatu hari Veronica didekati oleh seorang cowok cakep bernama Jamey. Jamey nggak satu sekolah dengan Veronica. Tau Noah Centineo yang manis itu? Yang pernah main di 'To All The Boys I've Loved Before'? Nah dia berperan jadi Jamey!! Di sekolahnya, Jamey jadi pemain football (bukan soccer). Saya nggak paham Veronica ini standarnya setinggi apa, Jamey yang sudah tampan seperti itu dikatain pecundang. Dia ngasih nomer Sierra waktu Jamey minta nomernya.
Singkat cerita Jamey dan Sierra akhirnya jadi sering chattingan. Lihat remaja cewek chattingan sambil senyum-senyum sendiri lihat ponsel, bingung muterin kamar cari kata-kata yang tepat buat bales, atau sambil selimutan brukut tersipu malu membaca chat kan udah biasa ya bcos we all did that lol (enggak, lu aja). Ternyata remaja laki-laki juga seperti itu kalau lagi chattingan dengan gadis pujaan hatinya (in manly-but-cute way ofc). Nggak tau sih ini beneran terjadi kepada kaum Adam yang lagi puber atau hanya romantisasi dunia film agar penonton murah sepertiku semakin gemas dengan sosok Jamey.
Jamey sudah pasti beranggapan chatting dengan Veronica (padahal bukan), dia merasa nyambung dengan pembicaraan yang mereka lakukan. Waktu menyadari Veronica yang ngasih nomernya ke Jamey, Sierra membuat sebuah kesepakatan dengan cewek populer itu tentang bagaimana cara menghadapi Jamey selanjutnya. Dua remaja putri itu jadi sering belajar bersama dan akhirnya ikrib. Sierra jadi tau kalau di balik kesempurnaan yang dimiliki Veronica, dia punya masalah pribadi yang cukup ribet.
Sampai di sini saya belum paham di mana letak pecundangnya Sierra. Dia baik hati, nggak sombong, dan suka menolong orang lain. Kemudian ada sebuah adegan salah paham antara dirinya, Veronica, dan Jamey yang membuatnya khilaf. Adegan ini membuat saya berpikir 'oh, baiklah dia juga bisa jadi pecundang ternyata'.
Dan dan Sierra. Dan ini sahabat karib Sierra, anaknya kocak. |
Menurut saya pribadi film ini manusiawi karena menunjukkan bahwa setiap orang punya kekurangan dan kelebihan masing-masing. Konflik yang terjadi juga khas anak-anak sekolah banget. Sangat biasa terjadi waktu masih SMA dulu. Nggak usah serius-serius nontonnya biar bisa menikmati. Yang ngebahas terlalu serius cukup tirto.id saja, kita jangan. Ambillah pesan moral di dalamnya selayaknya nonton film-film lain. "Your action, your responsibility" begicu intinya.
Shout out to a sweet song from this movie: 'Sunflower'. Have a good day!
(pictures from IMdB)
*
Komentar
Posting Komentar